SB, TARAKAN – Jumlah korban jiwa akibat dugem maut di Tempat Hiburan Malam (THM) Dragon bertambah. Dua orang dilaporkan meninggal dunia dan tiga lainnya masih menerima perawatan intensif di rumah sakit, diduga akibat keracunan minuman beralkohol. Polisi kini mendalami kasus ini dengan melakukan olah TKP hingga autopsi korban.
Kasat Reskrim Polres Tarakan, AKP Ridho Pandu Abdilah, membenarkan adanya korban jiwa akibat insiden tersebut.
“Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang yang ada di tempat kejadian. Kemudian juga akan melakukan proses otopsi terhadap warga yang meninggal dunia berinisial N,” ungkapnya.
Menurut Ridho, peristiwa nahas itu terjadi pada Jumat (15/8/2025) malam hingga Sabtu (16/8/2025) dini hari. Usai dugem, beberapa korban mulai mengalami keluhan serius hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
“Saudari N sempat dirawat di RSUD Jusuf SK sejak 16 Agustus, bahkan sempat diperbolehkan pulang namun kembali masuk rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia pada 21 Agustus,” jelasnya.
Selain N, seorang pengunjung berinisial RS juga dilaporkan meninggal dunia. Jenazahnya telah dipulangkan ke Manado. Sementara itu, tiga korban lain masing-masing berinisial R, I, dan JS masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit berbeda.
“Yang meninggal dua orang, dan saat ini dua korban masih dirawat di RSUD Jusuf SK serta satu lagi di RSUKT. Dugaan sementara penyebabnya masih kami dalami. Belum bisa disampaikan apakah murni keracunan alkohol atau faktor lain,” kata Ridho.
Ia menambahkan, pihaknya akan memeriksa barang bukti berupa minuman yang dikonsumsi para korban.
“Setelah pemeriksaan, nanti akan dilakukan penyitaan terhadap minuman yang diduga dikonsumsi,” tegasnya.
Sementara itu, dari informasi yang dihimpun Suryaborneo.com, korban pertama yang tewas adalah seorang pria berinisial RS. Ia sempat mendapat perawatan di RSU Carsa pada 17 Agustus 2025 dengan keluhan nyeri perut. Setelah sempat membaik dan meminta pulang, RS kembali dengan kondisi lebih parah hingga nyawanya tidak tertolong meski sudah dilakukan tindakan emergensi seperti resusitasi jantung paru (RJP) dan pembersihan lambung.
Keesokan harinya, 18 Agustus, RSU Carsa kembali menerima pasien lain berinisial JS, teman korban pertama. JS datang dengan kondisi berat, mengalami nyeri perut disertai gangguan penglihatan, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUKT.
Sementara itu, dari kalangan pemandu lagu (LC) tercatat ada empa orang yang turut menjadi korban. Satu di antaranya telah dipulangkan, satu korban berinisial N meninggal dunia pada 21 Agustus, dan dua lainnya R serta I masih dirawat di RSUD Jusuf SK. (rz)
Discussion about this post