Dansatgas Pamtas RI – Malaysia, Batalyon Kav 13/Satya Lembuswana, Letkol Kav Ikhsan Maulana Pradana saat berbicara dalam acara coffe morning bersama sejumlah media, Rabu (17/9/2025)
SB, NUNUKAN – Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI–Malaysia Batalyon Kavaleri 13/Lembuswana menunjukkan komitmennya dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan. Sebanyak 350 prajurit TNI AD disebar ke 16 pos pantau perbatasan, mulai dari ujung timur Pulau Sebatik hingga Lumbis, dengan pusat komando berada di Makotis Nunukan.
Dalam penugasan perdananya, Satgas Pamtas Yonkav 13/Lembuswana tidak hanya fokus pada pengamanan wilayah, tetapi juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Mereka terlibat langsung dalam penanganan kebakaran di Desa Mansalong, membantu korban banjir, memberikan bantuan pengajaran, serta melaksanakan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat.
Selain itu, Satgas Pamtas juga berhasil mengamankan 28 jerigen Bahan Bakar Minyak (BBM) ilegal dan mencegah keberangkatan tidak prosedural 66 Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) ke Malaysia. “Kita berharap sinergitas dengan insan pers Nunukan. Kita bekerja sama, menciptakan daerah aman, daerah nyaman dengan sajian informasi edukatif dan kredibel,” ujar Dansatgas Pamtas RI – Malaysia, Batalyon Kav 13/Satya Lembuswana, Letkol Kav Ikhsan Maulana Pradana dalam acara coffee morning di Mako Kotis Jalan Fatahillah, Rabu (17/9/2025).
Letkol Kav Ikhsan Maulana Pradana menambahkan, keberadaan Satgas Pamtas tidak hanya menjaga keamanan perbatasan, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial. Salah satunya adalah membantu korban kebakaran di Mansalong. “Kita ada program membuat pangkalan air bersih, dan kita bagikan gratis untuk masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Dansatgas juga memperkenalkan olahraga woodball kepada masyarakat Nunukan. Woodball merupakan cabang olahraga yang masih asing di Indonesia, namun akan dipertandingkan di Sea Games 2025 Thailand untuk pertama kalinya.
Ikhsan menjelaskan, woodball cocok dimainkan untuk semua kelompok usia dan dilakukan dengan santai. Olahraga ini mirip dengan golf, namun menggunakan tongkat dan bola dari kayu. Alih-alih lubang, woodball menggunakan gawang mini dengan balok titik tengah sebagai sasaran (pin). “Rencananya kami segera undang Forkopimda Nunukan untuk memperkenalkan woodball,” jelasnya.
Pemenang dalam woodball ditentukan oleh akumulasi jumlah pukulan paling sedikit dari titik awal hingga bola masuk ke gawang. Olahraga ini juga menuntut kejujuran dan saling menghormati antarpemain. “Segera kita perkenalkan ke masyarakat Nunukan,” pungkasnya. (dln)
Discussion about this post