MUNGKIN hanya rasa sesal yang ada di isi kepala Inspektur Polisi Satu (Iptu) Sony Dwi Hermawan usai ditangkap oleh institusi tempatnya bernaung selama ini, Polri. Dia pasti tak menyangka bakal berurusan dengan hukum lantaran selama ini dialah ‘penguasa’ kegiatan ilegal yang selama ini berjalan di Nunukan. Lantas, siapa Iptu Sony Dwi Hermawan sebenarnya?
SYAMSUL BAHRI, suryaborneo.com
SIANG itu, Rabu 9 Juli 2025 menjadi hari yang tak akan bisa dilupa oleh Iptu Sony Dwi Hermawan. Sebab, selama ini dia bebas-bebas saja. Tidak ada yang menguntit. Tidak ada yang berharap dia bakal beradu dengan institusinya sendiri. Saking bebasnya dia, oleh beberapa sumber media ini menyebut, banyak pihak yang mengapresiasi penangkapan Sony dkk.
Bagi warga Nunukan, khususnya pengguna, penyelundup narkoba hingga masyarakat biasa, nama Sony bukan nama asing. Karirnya di kepolisian terbilang sukses. Di mulai dari bawah, hingga akhirnya berpangkat Inspektur Polisi Satu (Iptu), Sony bisa dibilang memiliki segudang pengalaman di kepolisian.
“Awal karirnya, bertugas di Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Nunukan. Selama bertugas, dia mampu mengungkap sejumlah kasus kriminal dan menangkap pelakunya,” ungkap salah seorang sumber media ini, Jafar –nama disamarkan.
Tak hanya dikenal gigih dalam bekerja, Sony juga diketahui serius meningkatkan grade pendidikannya. Hingga akhirnya, satu per satu jabatan mentereng di lingkungan kerja Polres Nunukan dia jabat. Sebut saja, Kepala Unit (Kanit) Pidana Umum (Pidum) Polres Nunukan. Peluang menambah pengetahuan dengan pendidikan tadi kemudian membawanya menjadi Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Nunukan.
“Dia menggantikan AKP (Ajun Komisaris Polisi) Supangat yang memasuki masa pensiun di tahun 2022. Kalau tak salah, dilantik Kapolres Nunukan saat itu masih dijabat AKBP Ricky Hadiyanto SIK, tanggal 10 Oktober 2022,” ungkap Jafar lagi.
DIKENAL LIHAI MENANGKAP PELAKU KEJAHATAN
Setelah menjabat Kapolsek Nunukan selama 7 bulan, Sony kemudian dipercaya menjabat Kasat Reskoba Polres Nunukan menggantikan Iptu M. Robbani dan dilantik pada 30 Mei 2023. Sampai di sini, dedikasi Sony bagi Polri jangan hanya dihitung di atas kertas. Apalagi bicara soal tangkap-menangkap pelaku kriminal. Sony ahlinya.
Bahkan, saat menjabat sebagai Kasat Reskoba Polres Nunukan, Sony pernah dikenal dengan peran dan aksi heroiknya saat menangkap seorang pembunuh bos rumput laut. Pelaku yang melarikan diri tentu saja memancing reaksi Sony. Dia mengejar pelaku tanpa gentar. Sekali waktu, sebuah tombak dari pelaku yang tajam mengarah ke tubuhnya. Namun, Sony yang lihai dalam bela diri, berhasil menghindari tombakan yang nyaris membawa maut itu.
Setelah pengejaran yang cukup ketat dan berbahaya itu, Sony yang saat itu bersama aparat dari Satreskrim Polres Nunukan berhasil membekuk pelaku di tengah hutan mangrove. Sony kembali diapresiasi. Dia juga bangga bersama Polri selama ini.

Tidak hanya itu, di lingkungan tugasnya sebagai Kasat Reskoba Polres Nunukan, dia juga beberapa kali menggagalkan penyelundupan narkoba, peredaran narkoba dan lainnya. Bahkan, tak sedikit pelaku yang harus dipenjara karena tindakan tegasnya.
Namun siapa sangka, setelah 2 tahun menjabat sebagai Kasat Reskoba Polres Nunukan, borok dan dugaan tindakan tak sesuai aturan dari Sony terkuak. Semua bermula pada Selasa 8 Juli 2025 malam. Sony dan sejumlah temannya berkumpul dan menyusun janji temu besok (Rabu 9 Juli 2025) di sebuah dermaga di Pelabuhan Baru, Nunukan. Mereka akan ke Aji Kuning, Sebatik Timur.
DITANGKAP TANPA PERLAWANAN
Jelang siang, Rabu 9 Juli 2025, Sony dan beberapa rekannya berangkat dan bertemu di dermaga yang tak jauh dari Pelabuhan Tunon Taka. Beberapa rekannya di Aji Kuning yang bertugas di Polsek Sebatik Timur sudah menunggu. Menggunakan speedboat, mereka bertolak Sebatik. Di sana sudah ada yang menjemput untuk membawa mereka ke Aji Kuning. Sejauh ini, Sony terlihat biasa saja. Tidak merasa ada yang mencurigakan. Bahkan, saat sampai di sebuah rumah di Aji Kuning, Sony masih tampak santai, layaknya pimpinan kepada anak buahnya. Tegas, berwibawa, ingin dilayani dan siap malanjutkan aksi.
Nah, saat itulah, di luar kendali Sony dkk, ada mata dari kejauhan yang menatap perjalanan mereka. Penguntit ini saling memberi kode, berjalan pelan, senyap dan tak disangka. Mereka inilah yang kemudian mengejutkan Sony yang sedang serius dengan tujuannya. Ada senjata menodong, ada teriakan tegas agar Sony dkk diam di tempat. Borgol dengan cepat tersemat di tangan-tangan mereka.
Dalam sekejap pula, Sony dkk sadar bahwa mereka dikepung oleh senior-senior mereka. Ada beberapa raut wajah asing. Ada juga yang dia sempat kenal. Ya, yang menangkap mereka adalah sesama aparat kepolisian dari Markas Besar (Mabes) Polri. Mau diapa sudah?
Sony yang sempat melawan, kemudian pasrah. Rekannya yang lain bingung. Saat digelandang ke mobil yang disewa tim Mabes Polri, mereka manut. Tidak ada perlawan berarti. Bahkan sempat dimasukkan ke dalam bagasi belakang mobil dengan paksa. Sony seperti menjalani adegan perbuatannya pada pelaku kriminal lainnya. Kasar dan gahar.
Dalam sekejap, berita penangkapan Sony menyebar. Obrolan yang membuat penasaran ini dalam sekejap merebak. Sony yang dulu dielu-elukan oleh institusinya karena kinerjanya yang luar biasa, kini jadi pesakitan. Polres Nunukan dikonfirmasi ikut kaget. Tidak ada yang tahu operasi dadakan ini. Polda Kaltara bahkan agak telat memberikan komentarnya.
“Ini berkat kerja sama antara Mabes Polri dengan Polda Kaltara. Upaya penegakan hukum ini sejalan dengan instruksi Presiden. Jadi kita tidak pandang bulu, apakah pelakunya masyarakat ataupun aparat, kita tindak tegas,” kata Kapolda Kaltara, Irjen Pol. Harry Sudwijanto kepada wartawan, sehari setelah penangkapan, Kamis 10 Juli 2025.
Dalam operasi tersebut, empat orang dilaporkan diamankan, termasuk Kasat Narkoba Polres Nunukan yang kini statusnya tengah didalami. “Sementara yang dilaporkan dan diamankan ada empat orang. Terkait semuanya apakah anggota atau bukan, kita fokus dulu ke pengembangan dari Mabes Polri. Nanti kita cek setelah hasil lengkap dari pengembangan itu keluar,” jelasnya.
Irjen Harry menambahkan, kronologis lengkap penangkapan akan disampaikan oleh Direktorat Narkoba Polda Kaltara setelah proses pengembangan rampung dilakukan oleh tim Mabes Polri. Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk nyata komitmen institusi dalam menjaga integritas serta kepercayaan publik terhadap Polri sebagai garda terdepan dalam penegakan hukum.
“Ini juga merupakan instruksi dari Bapak Presiden untuk tidak pandang bulu terhadap kasus narkoba. Pelakunya mau itu masyarakat ataupun aparat, kita tindak tegas,” tegas Irjen Harry seraya menekankan dukungan Polda Kaltara terhadap nproses penyidikan dan pengusutan kasus yang ditangani Mabes Polri ini.
Demikianlah tegasnya Polda Kaltara terhadap Sony dkk. Meski selama 2 tahun menjabat Kasat Reskoba Polres Nunukan dan sudah mengungkap banyak kasus narkoba dengan barang bukti yang tidak sedikit, bukan berarti Sony dkk bisa diam-diam menjalankan aksinya. Ada Polda Kaltara, ada Mabes Polri Kaltara.
Setelah atasnnya memberikan keterangan, giliran Kapolres Nunukan AKBP Bonifasius Rumbewas SIK memberikan pernyataan resminya. Dia membenarkan tim yang dipimpin Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Hadi Santoso telah menangkap 4 anggotanya terkait kasus narkoba.
“Hanya 4 orang, bukan 7 orang sebagaimana yang tersebar di sejumlah media beberapa hari ini,” tegasnya, Sabtu (12/7/2025).
Keempat personel yang dimaksud adalah Iptu Sony Dwi Hermawan selaku Kasat Reskoba Polres Nunukan, Brigpol S dari satuan Reskoba, Bripda JP dari Satpolair Polres Nunukan, dan Bripda MA yang bertugas di Polsek Sebatik Timur.
Dengan pernyataan-pernyataan ini, tamatlah karir Sony dkk di dunia kepolisian. Meski pernah dielu-elukan karena mengungkap kasus narkoba cukup besar, termasuk mengungkap kasus ganja pada liquid vape yang merupakan kasus pertama di Kabupaten Nunukan, tetap saja hukum harus ditegakkan oleh institusinya.
SONY DITANGKAP, KENAPA BANYAK YANG BERSORAK?
Sejumlah warga yang kenal dengan sepak terjang Iptu Sony Dwi Hermawan ternyata tak kaget dengan penangkapan Sony dkk. Bahkan, mereka sangat berharap penegakan hukum ditegakkan terhadap Sony dkk.
“Kalau mau tanya soal Bapak satu tuh, semua tahu. Sampai ada istilah apotek. Ini semacam tempatnya membeli atau mengatur gitu. Kalau ada urusan obat terlarang, wajib lapor sama dia,” ungkap seorang narasumber media ini, Makmur –disamarkan– saat ditanya soal kebiasaan Sony.
Di luar tugasnya, kata Makmur, Sony terbilang ‘galak’. Sehingga, tidak heran bila penyelundup, pengedar dan lainnya yang pernah berurusan dengan Sony dan kini berada di penjara dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) bersorak gembira saat penangkapan tersebut.
“Galak itu artinya emosinya tidak stabil. Tidak dia saja, (polisi) yang lain juga gitu kalau tidak dipenuhi permintaannya. Tapi kalau sudah ditangkap begini, mudahan dia sadar. Kalau mau tahu basecamp-nya nanti kuantar. Tidak terlalu ramai, tapi ya, begitulah (terkesan privat),” kata Makmur.
“Tapi kalau mau seru, coba tanya-tanya ke orang yang pernah dia tangkap dan berurusan sama dia (termasuk yang sudah bebas), pasti gembira tuh dengarnya,” tutup Makmur seraya terkekeh.
WARGA KALTARA KIRIM APRESIASI KE MABES POLRI
Saking hebohnya penangkapan Sony dan tindakan tegas Mabes Polri, warga Kaltara tak lupa memberikan apresiasi kepada tindakan tegas Mabes Polri. Ada yang diwakilkan melalui paguyuban, ada yang wakilkan oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, emak-emak hingga apresiasi dari Bupati Nunukan, H Irwan Sabri.
“Tindakan ini menunjukkan bukti nyata bahwa Polri benar-benar serius dan tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum di Indonesia. Termasuk di wilayah Kalimantan Utara, terkhusus di Kabupaten Nunukan,” ungkap Irwan Sabri.
Demikianlah Sony, Kabupaten Nunukan dan segala persoalannya terkait penyelundupan dan peredaran narkoba. Bila hanya bahas narkoba di Kalimantan Utara, maka Kabupaten Nunukan adalah gerbangnya. Semua cara sudah dilakukan. Segala upaya sudah pernah dicoba, tapi tetap saja barang haram ini masih jadi peluang ‘bisnis’ yang sangat menjanjikan. Saking, mahalnya bisnis ini, aparat kepolisian pun bisa terlibat. (dln)
Discussion about this post