SB, NUNUKAN – Warga Desa Tulang dan Desa Sabuluan, Kecamatan Sembakung Atulai, Kabupaten Nunukan, terpaksa turun tangan memperbaiki jalan penghubung desa mereka secara swadaya. Akses utama yang juga menjadi jalur anak-anak menuju sekolah itu rusak parah dan belum tersentuh penanganan pemerintah hingga kini.
Aksi gotong royong warga dilakukan pada Kamis (3/6/2025) sebagai bentuk keprihatinan karena kondisi jalan tanah merah tersebut makin sulit dilalui, terutama saat musim hujan.
“Jalan ini jalur utama anak sekolah. Kalau lagi hujan, sulit dilalui karena jalannya masih berupa tanah merah. Bahkan, ada yang terpaksa tidak ke sekolah karena tidak bisa dilewati sama sekali,” kata Donal, S.Pd, anggota DPRD Nunukan saat menyampaikan keluhan konstituennya kepada suryaborneo.com.
Menurut Donal, persoalan ini bukan hal baru dan sudah berulang kali disampaikan dalam berbagai forum resmi, termasuk musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) tingkat desa hingga kecamatan. Namun hingga kini, tindakan nyata dari pemerintah daerah belum juga terlihat.
“Setiap kali disampaikan, hanya janji saja diberikan. Tapi nyatanya tetap belum ada tindakan nyata di lapangan,” keluhnya.
Donal menambahkan, minimnya perhatian dari dinas terkait terhadap kondisi infrastruktur jalan tersebut menunjukkan lemahnya respons atas kebutuhan dasar masyarakat di wilayah perbatasan.
“Sebagai wakil rakyat, saya berkewajiban menyampaikan persoalan ini ke pemerintah daerah. Saya mengimbau dinas terkait segera ke lapangan mengatasi keluhan warga itu,” tegasnya.
Hingga berita ini dibuat, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Nunukan, Abdi Jauhari, belum dapat dihubungi. Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa mantan Camat Nunukan tersebut sedang mengikuti pertemuan penting dan belum bisa dikonfirmasi karena nomor ponselnya tidak dapat dihubungi serta tidak berada di kantornya. (dln)
Discussion about this post