SB, TARAKAN – Kenaikan tarif angkutan udara di nilai menjadi penyumbang utama inflasi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada Juni 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi gabungan tiga kabupaten/kota IHK Kaltara tercatat sebesar 0,07 persen (mtm) atau 1,38 persen (yoy). Dari angka tersebut, tarif pesawat menyumbang andil terbesar yakni 0,17 persen secara bulanan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara, Hasiando G. Manik, menjelaskan, lonjakan tarif penerbangan terjadi seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha dan libur sekolah.
“Tarif angkutan udara mengalami peningkatan signifikan karena tingginya permintaan selama momen libur panjang dan Idul Adha. Ini menjadi penyumbang utama inflasi bulan Juni di Kalimantan Utara,” ujar Hasiando.
Meski demikian, menurutnya, tekanan inflasi dari sektor transportasi masih dapat ditekan berkat kebijakan pemerintah dalam bentuk diskon tarif penerbangan, terutama untuk rute-rute tertentu.
“Kenaikan harga yang lebih tinggi sebenarnya bisa saja terjadi. Namun, intervensi berupa diskon tarif angkutan udara dari pemerintah cukup membantu meredam lonjakan harga,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Hasiando mengungkapakan, selain tarif pesawat, inflasi juga didorong oleh kenaikan harga komoditas pangan seperti tomat, beras, serta ikan layang dan bandeng, namun kontribusinya lebih kecil dibanding sektor transportasi udara.
Hasiando menambahkan, di tengah tekanan global dan tantangan pasokan dalam negeri, inflasi Kaltara secara umum masih terkendali.
Pihaknya bersama TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) terus memperkuat strategi pengendalian harga melalui kerangka kerja 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif). (rz)
Discussion about this post