SB, NUNUKAN – Sejak awal tahun 2025, kegiatan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Nunukan terhenti akibat ketidakjelasan pencairan anggaran. Kondisi ini menimbulkan keresahan mendalam di kalangan atlet di perbatasan Indonesia-Malaysia, yang masa depannya kini terancam.
Ketua KONI Nunukan, Samran Nur Alim dalam jumpa pers Sabtu lalu (27/7/2025) mengungkapkan keprihatinannya. Upaya menemui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Nunukan, Bupati, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk meminta kejelasan anggaran hingga kini belum membuahkan hasil.
“Kami sudah berupaya maksimal, namun anggaran tetap belum turun,” ujarnya dengan nada kecewa.
Akibatnya, bukan hanya pelatihan atlet yang terhambat, namun kantor KONI Nunukan di Stadion Sei Bilal, Nunukan Barat, juga terdampak. Aliran listrik dan air bersih diputus oleh PLN dan PDAM, memaksa KONI untuk pindah ke rumah pribadi Ketua KONI.
“Karena ada aturan baru yang melarang KONI berkantor di stadion, kami terpaksa pindah,” jelas Samran, menggambarkan kesulitan yang dihadapi.
Situasi semakin pelik dengan adanya sosialisasi aturan baru dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang melarang penggajian pengurus organisasi olahraga dari APBN. “Kami sudah menghadapi masalah anggaran yang belum cair, ditambah lagi aturan baru ini. Namun, begitu anggaran turun, kami akan langsung salurkan ke masing-masing cabang olahraga (cabor),” tegas Samran, menunjukkan komitmennya untuk atlet Nunukan.
Lebih dari 30 cabor berada di bawah naungan KONI Nunukan. Menjelang akhir tahun, ketidakjelasan anggaran ini menjadi ancaman serius bagi kegiatan dan pelatihan atlet. Samran mengaitkan lambatnya pencairan anggaran dengan transisi kepemimpinan daerah. Setelah pelantikan Bupati Nunukan yang baru pada April 2025, kebijakan efisiensi anggaran diterapkan, dan KONI Nunukan harus menunggu hingga regulasi terkait selesai.
Sejak Mei 2025, KONI Nunukan telah berupaya keras dengan memaparkan rencana kerja, program, dan rencana pemberian reward kepada atlet berprestasi kepada Dispora dan Bupati. Namun, hingga kini belum ada titik terang.
“Kami sudah mempresentasikan semuanya, tetapi anggaran belum juga turun. Ini yang menjadi pertanyaan besar bagi kami,” ungkap Samran, menekankan ketidakpastian yang dihadapi. Nasib atlet Nunukan kini sangat mengkhawatirkan, menunggu kepastian pencairan anggaran yang tak kunjung tiba. (dln)
Discussion about this post