SB, MALINAU – Suasana mencekam terjadi di Jalan X Inhutani II km 18 – 20, Desa Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau Barat, saat sekelompok warga yang diduga berasal dari Desa Setulang, Kecamatan Malinau Selatan Hilir, melakukan aksi penyerangan massal. Kejadian mengerikan ini berlangsung pada Jumat (1/8/2025) sekitar pukul 14.55 WITA.
Menurut kesaksian Bapak Yuni (55), warga Tanjung Lapang yang menjadi salah satu korban, penyerangan terjadi ketika dirinya baru pulang dari kebun jagung.
“Saya didatangi masyarakat Desa Setulang, mereka separuh pakai motor, separuh lagi pakai truk. Mereka lewat depan pondok saya, lalu berteriak-teriak,” ucap Yuni.
Ia mengatakan, situasi berubah menjadi menakutkan ketika salah satu dari massa yang mengenakan topi dan kacamata naik ke pondoknya dan menuduh dirinya menjual tanah milik warga Setulang.
“Saya bilang sama dia, jangan ngomong sembarang! Saya tidak pernah jual tanah,” tegasnya.
Tak hanya itu, massa yang diperkirakan berjumlah 60 orang tersebut membawa senjata tajam seperti tombak, parang, linggis, bahkan senjata api rakitan. Sebagian dari mereka bahkan dalam kondisi diduga mabuk.
“Kalau saya berdiri sejengkal saja, mungkin sudah disikat,” kata Yuni.
Mereka juga sempat merusak grobak, mengempeskan ban, mengambil alat kerja seperti kapak kayu dan sepatu, serta memecahkan botol-botol kaca di bawah pondok. Bahkan alat berat ekskavator yang ada di sekitar lokasi nyaris dihancurkan.

Setelah meninggalkan pondok milik Yuni, kelompok tersebut menuju pondok lain dan melakukan pembakaran.
“Saya lihat asap, ternyata mereka bakar ban di dekat pondok adik saya, ada juga satu pondok yang terbakar (pondok milik pak Ruslan) dan mereka tanam bendera merah putih di atas lahan,” tambahnya.

Aksi ini diduga kuat berkaitan dengan sengketa lahan. Meskipun secara administrasi Desa Setulang dan Tanjung Lapang berada di kecamatan yang berbeda, warga dari Setulang tetap mengklaim lahan yang bersurat resmi SKPT milik warga Tanjung Lapang.
“Yang mereka serang itu ada tiga pondok, milik saya, Pak Ruslan yang dibakar, dan pondok Pak Musa,” jelas Yuni.
Pihak korban telah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.
“Sudah kita lapor ke Reskrim. Saat ini ada delapan orang korban yang sudah buat laporan,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, media ini masih berupaya mengkonfirmasi pihak kepolisian dan aparat terkait guna memperoleh keterangan resmi serta langkah hukum lanjutan atas insiden ini. (rz)
Discussion about this post