SB, TARAKAN – Di tepian Lingkas Ujung, Kota Tarakan, puluhan ibu rumah tangga nelayan dari pesisir membuktikan, bahwa tangan mereka tak hanya pandai mengurus keluarga tetapi juga mampu meningkatkan ekonomi rumah tangga.
Melalui pelatihan UMKM perikanan yang diinisiasi Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kalimantan Utara (Kaltara) KNTI Kaltara, sekitar 50 IRT nelayan mendapatkan bekal untuk menghasilkan cuan (pendapatan).
Mereka (IRT nelayan) diajari bagaimana cara mengembangkan komoditas perikanan khususnya ikan bandeng agar lebih memiliki nilai jual lebih di pasaran. Hingga nantinya bisa meraup rupiah dan dapat membantu menambah penghasilan para suami sebagai nelayan.
Dari pelatihan tersebut, ikan bandeng yang dikenal memiliki banyak duri diolah menjadi produk bernilai jual tinggi, seperti bandeng tanpa duri dan kerupuk ikan yang renyah.
Ketua KNTI Kaltara, Rustan, mengatakan bahwa kegiatan ini lahir dari keprihatinan atas minimnya perhatian pemerintah terhadap ibu-ibu nelayan, yang sehari-harinya tergantung pada hasil melaut para suami dengan pendapatan tak menentu.
“Untuk ibu-ibu nelayan, sangat jarang sekali tersentuh program pemerintah,” ucap Rustan.
Dibimbing oleh pendamping dari Dinas Perikanan Kota Tarakan dan pelaku UMKM berpengalaman, puluhan ibu-ibu nelayan tak hanya mempelajari teknik pengolahan ikan yang baik. Tetapi juga diajak merevolusi cara pandang dari sekadar menjual ikan mentah yang sering jadi ikan buangan dengan harga murah menjadi produk olahan yang bernilai dan kompetitif.
“Kalau sudah dapat ilmu, tidak ada lagi ikan buangan yang dijual murah,” tegas Rustan.
Menurut Rustan, pelatihan ini juga membawa misi sosial. Banyak keluarga di Tarakan enggan memberikan ikan bandeng kepada anak-anak karena khawatir tertusuk tulang. Kini, bandeng tanpa duri hadir sebagai solusi yang aman dan nikmat.
“Kami harap ibu-ibu bisa menerapkannya untuk keluarga dulu. Saat ini, banyak masyarakat takut memberi anaknya bandeng karena risiko ketulangan,” ujarnya.
KNTI Kaltara juga mengusulkan agar produk olahan ikan bandeng ini diintegrasikan ke dalam program makanan bergizi gratis (MBG), lantaran ikan bandeng menjadi salah satu komoditas unggulan di Kaltara.
Dibalik kegiatan ini KNTI Kaltara memiliki visi besar, Dikatakan Rustan, dirinya ingin ibu-ibu ini mandiri dan produktif bahkan menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.
“Kami coba bangkitkan semangat ibu-ibu, jadi saat suaminya melaut, mereka bisa berkarya,” jelasnya.
Mulai dari bandeng, peserta didorong bereksperimen dengan jenis ikan lain untuk membuka peluang lebih luas. Akan tetapi keterbatasan modal jadi kendala, Untuk itu, Rustan pun berharap besar pada peran pemerintah daerah.
“Kami berharap pemerintah bisa mengambil peran mengembangkan UMKM perikanan yang digagas ibu-ibu ini,” katanya.
Jika dukungan itu terwujud, dapur-dapur kecil di pesisir Tarakan berpotensi menjadi pilar ekonomi baru. Mengubah ikan yang dulu dibuang menjadi sumber cuan yang nyata.
Di sisi lain, antusiasme peserta pelatihan UMKM pun nampak begitu tinggi. Seorang ibu rumah tangga nelayan, Siti (46) yang jauh datang dari Pantai Amal mengaku senang mengikuti pelatihan ini.
“Senang sekali, baru pertama kali dapat kesempatan begini,” ucapnya.
Bagi mereka ilmu ini bukan hanya untuk kebutuhan pribadi atau keluarga, tetapi juga peluang membuka usaha dan mendapatkan penghasilan lebih tinggi untuk menghidupi keluarganya.(OC)
Discussion about this post