SB, TARAKAN – Perusahaan plywood PT Intracawood Manufacturing belakangan ini jadi bahan pembicaraan warga lantaran asap hitam dan tebal yang diproduksi perusahaan tersebut. Seorang narasumber media ini, Matthias –nama disamarkan– mengungkapkan, dampak dari pembakaran dan menghasilkan asap hitam dan tebal tersebut sangat berbahaya bagi mereka. Di lihat dari warna, seharusnya asap tersebut berwarna putih atau minimal abu-abu yang bersih.
“Itu dampaknya memang sangat tidak bagus. Karena asapnya sudah hitam. Kalau tadi asapnya agak putih, abu-abu, ya itu masih bagus,” kata Matthias.
Dia melanjutkan, sebagai masyarakat yang bermukim sekitar perusahaan, mereka tentu mengeluhkan persoalan asap yang kadang mengandung debu ini. Asap juga akhirnya menyebabkan polusi udara dan pencemaran lingkungan di sekitar kediaman warga.
Salah satu wilayah yang terdampak paling banyak adalah masyarakat yang bermukim di Pulau Sadau. “Jadi, banyak sekali masyarakat yang kecewa. Bahkan ada juga orang-orang di Pulau Sadau itu, betul-betul kalau asapnya ke sana, mereka mengeluh yang di gunung, di sekitar pabrik itu. Asapnya kemudian turun di atap seng, di atap pada saat hujan, kotor, apa lain sebagainya,” sesalnya.
Tidak hanya itu, asap hitam dan tebal ini, kata Matthias, juga berdampak pada kesehatan. “Dampaknya kemana-mana. Bahkan tidak menutup kemungkinan itu, bahasa kasarnya, anak-anak kecil pasti kena plek dan lain sebagainya,” beber Matthias.
Dia pun berharap agar pemerintah bertindak tegas terhadap perusahaan ini. Tidak hanya bertindak, tapi juga memungkinkan adanya solusi agar perusahaan yang ada di Kota Tarakan tidak merugikan masyarakat.
“Jadi ini mohon dikindaklanjuti atau bagaimana, solusi yang terbaik, terutama dari pemerintah. Jangan sampai penguasa itu tunduk sama pengusaha,” tutupnya.
Terpisah, Human Resources Development (HRD) PT Intracawood Manufacturing, Imam Muhadi menyampaikan, asap hitam dan tebal tersebut merupakan hasil pembakaran yang berasal dari kayu yang basah. Karena ada laporan dan sempat viral, Imam Muhadi menyebut, ‘kesalahan’ perusahaan itu sudah ditangani.
“Jadi kita memberikan solusi, kayu itu kita keringkan dulu. Terus nanti, lalu dibakar,” tuturnya. (sdq)
Discussion about this post