SB, NUNUKAN – Syahrir (53), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa harus dipulangkan dari Malaysia ke tanah air setelah mengalami luka yang cukup parah. Saat dipulangkan, Syahrir bahkan dalam kondisi tak sadarkan diri akibat luka di dada sebelah kirinya usai ditikam tetangga tempatnya bekerja pada awal Mei 2025 lalu.
Meskipun telah mendapatkan perawatan awal yang cukup intensif dari tim medis rumah sakit di negara jiran tersebut, Syahrir yang selama bekerja di Keningau, Sabah, Malaysia ini belum pulih sepenuhnya. Apalagi saat perawatan, dia tidak didampingi keluarganya.
Berdasarkan surat dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu, Sabah, nomor: 0405/PK/06/2025/05/05 tertanggal 25 Juni 2025, PMI ini dipulangkan khusus ke Kabupaten Nunukan melalui Pelabuhan Tawau, Sabah ke Pelabuhan Tunon Taka Nunukan. Saat tiba, Syahrir terpantau dalam kondisi terbaring. Kedatangannya disambut Badan Pelayanan, Perlindungan, Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kalimantan Utara (Kaltara) di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, sore kemarin.
Kepala BP3MI Kaltara, AKBP Andi M Ichsan mengungkapkan, Syahrir rencananya akan dipulangkan ke keluarganya yang ada di Balikpapan, Kaltim. “Rencananya naik KM Lambelu 6 Juli mendatang. Sambil menunggu kapal datang, korban dirawat di RSUD Nunukan dan diawasi BP3MI Kaltara,” kata Abdi M Ichsan kepada media ini.
Sementara itu, putri korban, Ria Meilinda mengaku mengetahui kondisi ayah kandungnya berkat informasi dari KJRI Kota Kinabalu, Sabah pada awal Mei 2025. “Saya dapat informasi itu pada 4 Mei 2025. Bahwa bapak saya ditikam tetangganya dan dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat,” ungkap Ria Meilinda dibalik sambungan ponselnya saat dihubungi suryaborne.com.

Ria yang saat ini berada di Balikpapan, Kalimatan Timur (Kaltim) mengungkapkan, sejak pertama kali masuk rumah sakit ayah kandungnya tidak sadarkan diri. Hasil diagnosa medis, lanjut Ria, ayahnya mengalami penyakit stroke sehingga tidak mampu menggerakkan tubuhnya sampai sekarang.
“Makanya kami berpikir lebih baik dipulangkan saja ke Balikpapan biar lebih dekat dengan keluarga dan perawatanya lebih baik lagi,” ungkap Ria.
Diceritakan Ria, bapaknya ini sudah bekerja di Sabah, Malaysia sejak 25 tahun silam. Pertama kali ke negara itu bersama dengan istrinya. Namun, istrinya mengalami sakit sehingga dipulangkan ke kampung halamannya di Kabupaten Bone atas permintaan keluarganya.
“Sampai sekarang, kami belum pernah ketemu lagi bapak sejak saya sama mama tinggalkan Malaysia. Waktu itu, saya sama mama saya juga sakit sehingga dipulangkan ke kampung,” ucap Ria yang mengaku lahir di Malaysia, mengenang perpisahan dengan ayah kandungnya dan belum pernah ketemu lagi. (dln)
Discussion about this post