SB, NUNUKAN – Kasus keracunan massal yang menimpa 145 anak di Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, masih menjadi misteri. Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan menduga telur rebus dalam menu MBG (Makanan Bergizi) yang disajikan pada hari kedua menjadi penyebabnya.
Menu MBG yang disajikan oleh SPPG (Sentra Pengolahan Pangan Gizi) di Sebatik Tengah pada hari kejadian terdiri dari telur rebus sambal balado, tahu, tumis wortel campur kol, dan buah semangka. Menu ini dibagikan oleh Yayasan Bina Pendidikan Yatim yang bertanggung jawab kepada Eka Riskayadi.
“Dari 992 menu yang dibagikan, 145 anak diduga keracunan. Dugaan kami dari telur rebus ya. Kalau kita beli telur itu kan tidak kelihatan bagaimana kualitasnya. Tapi baru sebatas indikasi ini ya, yang keracunan yang kebagian telur yang kualitasnya buruk,” jelas Kepala Dinkes Nunukan, Miskia.
Kendati demikian, Miskia menegaskan bahwa penyebab pasti keracunan masih menunggu hasil laboratorium yang saat ini sedang dianalisis.
Selain masalah Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) yang menjadi sorotan, Dinkes Nunukan juga menekankan bahwa penanggung jawab SPPG seharusnya melaporkan setiap siklus menu yang akan disajikan kepada Dinkes.
“Sehingga petugas Dinkes bisa memberi masukan yang perlu dicatat, mulai tata cara pencucian bahan mentah, dan standar pengolahan makanan,” jelas Miskia.
Kasus keracunan massal ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dalam memilih makanan dan memastikan kebersihan serta kualitasnya. Sementara itu, pihak terkait diharapkan dapat segera mengungkap penyebab pasti keracunan dan mengambil langkah-langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang kembali. (dln)
Discussion about this post