SB, TARAKAN – Sengketa tanah di Tarakan memasuki babak baru. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tarakan mengakui adanya dugaan pemalsuan data.
Rizal, salah satu Staf Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa di BPN Tarakan menjelaskan, secara fisik tanah tersebut dikuasai oleh keluarga Santung, namun secara hukum kepemilikan tercatat atas nama Yesar Tinus. Hal ini membuat proses penyelesaian menjadi rumit.
“Kami masih berupaya mencari fakta akurat terkait permasalahan ini,” ujar Rizal, Kamis (2/01/2025)
Rizal juga menjelaskan bahwa BPN tidak memiliki wewenang untuk memutuskan perkara perdata. Sebagai solusi, pihaknya menawarkan dua opsi, yaitu melalui jalur hukum atau musyawarah.
“Kami punya pelayanan untuk melepaskan hak ke negara, artinya status sertifikat dapat dihapus berdasarkan permohonan sukarela dari pemilik sertifikat,” tambahnya.
Salah satu kendala utama dalam menyelesaikan sengketa ini, adanya ketidaksesuaian data yang dimiliki BPN.
Berdasarkan data yang ada, sertifikat tanah tersebut diterbitkan pada tahun 2018 atas nama keluarga Santung, namun Surat Izin Mengembangkan Tanah Negara (SIMTN) yang lebih dulu diterbitkan pada tahun 2012 tercatat atas nama Yesar Tinus.
Bahkan, saat dicecar pertanyaan terkait identitas palsu di SIMTN (Milik Yesar), ia pun tidak dapat memberikan jawaban.
“Kami menduga ada pemalsuan data, namun ini bukan wewenang kami untuk membuktikannya,” ungkap Rizal.
Selain itu, BPN juga kesulitan dalam menjelaskan perbedaan antara data peta bidang dengan data kepemilikan yang tercatat.
Rizal menyatakan bahwa hal ini merupakan ranah teknis (Seksi Pengumuran BPN) yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut dari bagian pengukuran.
Upaya mediasi yang dilakukan oleh BPN juga mengalami kendala.
Meskipun pihak Santung telah mengajukan permohonan mediasi, namun data yang dimiliki pihak Yesar Tinus belum lengkap. Hal ini menyebabkan proses mediasi belum dapat dilakukan.
“Kami membutuhkan data yang lengkap dari kedua belah pihak agar proses mediasi dapat berjalan dengan lancar,” ujar Rizal.
Terpisah, suryaborneo.com mencoba mengkonfirmasi ke seksi penggukuran BPN Tarakan, namun yang bersangkutan masih menjalankan cuti. (OC/HN)
Discussion about this post