SB, TARAKAN – Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang telah digulirkan pemerintah sejak Februari lalu mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan, termasuk dari akademisi di Universitas Borneo Tarakan (UBT). Lebih dari 8 juta warga Indonesia telah memanfaatkan program ini, menjadikannya sebagai salah satu terobosan penting dalam upaya membangun pola hidup sehat dan kesadaran deteksi dini penyakit di masyarakat.
Namun di balik keberhasilan tersebut, muncul catatan penting agar program ini tetap konsisten dalam hal kualitas dan pemerataan layanan, terutama bagi wilayah yang selama ini sulit mengakses fasilitas kesehatan.
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UBT, Alfian Nur menilai bahwa program ini memiliki manfaat besar, khususnya dalam mengatasi hambatan ekonomi yang selama ini menjadi kendala utama masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan.
“Tentu program ini sangat bermanfaat yah, karena pertama, kan cakupan layanan jauh lebih luas. Yang biasa mau ngecek mungkin mikir duitnya darimana sekarang seluruh masyarakat bisa, karena gratis gitu ya,” ujarnya, Rabu (23/7/2025).
Meski demikian, ia menekankan pentingnya menjaga kualitas layanan, mengingat program ini pasti membawa konsekuensi tambahan beban kerja bagi para tenaga kesehatan.
“Hanya saja perlu juga, dipikirkan tentang kualitas layanannya harus tetap dijaga. Karena secara rasional, bahwa ini pasti menjadi beban layanan bagi dokter ataupun yang dari puskesmas pasti menjadi tambahan beban kerjanya,” katanya.
“Yang harus dipikirkan tentu saja, bagaimana layanan ini lebih luas, lebih merata bagi masyarakat-masyarakat yang mungkin kemarin tidak bisa memeriksa sekarang bisa. Tapi kualitasnya harus tetap dijaga,” lanjut Alfian.
Alfian juga menyoroti strategi teknis dalam pelaksanaan CKG yang dinilainya sangat inovatif, karena tidak lagi menunggu masyarakat datang ke fasilitas layanan, melainkan justru unit layanan yang proaktif menjangkau masyarakat.
“Tadi strategisnya luar biasa menurut saya, karena tidak sekedar menunggu datang. Karena kalau menunggu di unit layanan itu saya yakin kalau datang berbondong-bondong dengan gedung yang mungkin tidak begitu besar,” ungkapnya.
Lebih jauh, ia juga menyoroti pentingnya pemeriksaan kesehatan anak dalam program ini. Menurutnya, perhatian pada generasi muda sangat krusial karena mereka adalah penentu masa depan bangsa.
“Anak yang sehat adalah kunci bangsa yang maju,” pungkasnya. (sdq)
Discussion about this post