Kamis, 13 November 2025
suryaborneo.com
  • Home
  • Daerah
    • Kaltara
    • Tarakan
    • Bulungan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Nasional
  • Internasional
  • Rubrik
    • Hukum & Kriminal
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Olahraga
  • Video
  • Opini
No Result
View All Result
suryaborneo.com
  • Home
  • Daerah
    • Kaltara
    • Tarakan
    • Bulungan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Nasional
  • Internasional
  • Rubrik
    • Hukum & Kriminal
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Olahraga
  • Video
  • Opini
No Result
View All Result
suryaborneo.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Rubrik
  • Video
  • Opini
Home Daerah

Gaduh Ijazah Palsu, Ketua KI Kaltara : Tak Apa Paket C, Tapi Setidaknya Ijazahnya Asli

by Admin
07/26/2025
in Daerah, Hukum & Kriminal, Kaltara, Politik, Tarakan
A A
Gaduh Ijazah Palsu, Ketua KI Kaltara : Tak Apa Paket C, Tapi Setidaknya Ijazahnya Asli

TERBUKA : Ketua KI Kaltara, Fajar Mentari berpose bersama Komisioner Bawaslu Tarakan dan wartawan usai sosialisasi Keterbukaan Informasi Publik belum lama ini.

SB, TARAKAN – Polemik maraknya ijazah palsu dalam prosesi Pemilihan Umum (Pemilu) dinilai tak bisa dilepaskan dari peran partai politik yang seharusnya menjadi garda terdepan lahirnya pemimpin di setiap daerah. Rakyat, sebagai pemilih pun harus diberikan informasi akurat terkait calon-calon pemimpin mereka, salah satunya perihal keabsahan ijazah.

“Pemilu ini ‘kan melibatkan partisipasi rakyat sebagai pemilihnya, yang bahkan tidak lepas melibatkan masyarakat dengan SDM paling rendah sebagai pemilih. Hal ini terjadi sejak reformasi lahir dari rahim seorang laki-laki bernama Amien Rais,” ungkap Ketua Komisi Informasi (KI) Kalimantan Utara (Kaltara), Fajar Mentari.

Baca Juga

Banjir Sebatik, DPRD Desak Master Plan Terpadu, Koordinasi Lintas Sektor

Sebatik Diterjang Banjir, Warga Terjebak, Sekolah Libur, Bantuan Mendesak

Aset Miliaran Mangkrak di Nunukan, Speedboat Rusak Jadi Sorotan, Kepala BPPD Angkat Bicara

Namun yang terjadi, kata Fajar, partai politik justru mendaftakan para calon yang diusung hanya berdasarkan kuantitasnya, bukan kualitasnya. Umumnya, mereka lebih mementingkan peluang keterpilihan setiap calonnya, dengan tolok ukur siapa yang dianggap punya kemampuan financial penunjang, tokoh masyarakat dan punya keluarga besar ketimbang latar belakang sang calon.

“Tujuan Pemilu akhirnya hanya berorientasi pada kepentingan partai tertentu. Pemilu hanya dijadikan topeng, seolah menjadikan rakyat sudah berdaulat. Demokrasi hanya kamuflase untuk menguntungkan segelintir kelompok rakyat, bukan untuk seluruh rakyat Indonesia,” terang Fajar.

Sejatinya, kata FM –sapaan akrabnya–, semangat dan tujuan Pemilu ini untuk mengusung kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan partai tertentu. “Demokrasi itu tidak egois. Rakyat (hanya) menjadi korban atas nama demokrasi, dan alhasil wakil rakyat hanya didominasi orang-orang yang tidak kompeten,” terangnya.

Dijelaskan FM, sejauh ini negara telah memberikan ruang, membuka kesempatan bagi mereka yang putus sekolah atau tidak lulus melalui program paket. Tapi, lanjutnya, hal itu harusnya dimaknai sebagai upaya calon-calon pemimpin dari partai untuk meraihnya lalu menggunakannya saat Pemilu berlangsung.

“Semisal ijazahnya paket B, maka ia mestinya mengambil sekolah normal SMA selama 3 tahun, bukan ambil paket C lagi. Atau jika ijazahnya paket C, maka mestinya ia kuliah normal untuk mengambil strata satunya. Kemudian, ijazah terakhir melalui pendidikan normal itulah yang digunakan untuk mendaftar. Idealnya ‘kan harusnya seperti itu,” papar Fajar.

Fajar juga menjelaskan, fenomena ini kemudian membangun sebuah mindset, “buat apa sekolah dan berpendidikan tinggi, kalau perlu tidak perlu sekolah, cukup ambil paket A, B, dan C. Toh juga sudah bisa jadi pejabat”. Padahal, kata FM, Pemilu harusnya menjadi salah satu ajang edukasi, bukan ajang pembunuhan mental.

“Ini ‘kan bukan soal siapa yang jenjang pendidikannya paling tinggi, tapi ini soal keterbukaan informasi kepada rakyat bahwa apakah calon pejabat yang bakal membuat produk kebijakan pernah sekolah atau tidak, ijazahnya asli atau tidak,” ucapnya.

“Tidak apa-apa staf DPRD-nya ijazah S-1, S-2, atau bahkan Doktor, sementara anggota DPRD-nya ijazah ,” sambungnya menegaskan.

Memang, kata FM, ijazah bukan jaminan kemampuan seseorang dan harus diukur dari seberapa tinggi jenjang pendidikannya. Namun, harus diakui bahwa tidak sedikit yang lulusan bukan sarjana, tapi mereka punya kemampuan yang lebih baik.

“Agar tidak ada lagi pertanyaan; “Ini apa-apaan?”, “Demokrasi macam apa ini?” Kalau anda semuanya mau jadi pejabat, caranya adalah jadi wakil rakyat saja, toh dengan syarat yang gampang, tidak perlu sekolah, cukup ambil paket A, B, dan C,” tutup Fajar. (red)

Berita Lainnya

Belum Siap, Sebatik Tak Layak DOB

Banjir Sebatik, DPRD Desak Master Plan Terpadu, Koordinasi Lintas Sektor

by Admin
11/12/2025
0

SB, NUNUKAN – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan, Andre Pratama, menyoroti persoalan banjir di Sebatik yang terus berulang....

Sebatik Diterjang Banjir, Warga Terjebak, Sekolah Libur, Bantuan Mendesak

by Admin
11/12/2025
0

SB, NUNUKAN - Banjir besar melanda Pulau Sebatik sejak Selasa malam, menyebabkan lima kecamatan lumpuh. Kondisi darurat ini memaksa sekolah diliburkan...

Aset Miliaran Mangkrak di Nunukan, Speedboat Rusak Jadi Sorotan, Kepala BPPD Angkat Bicara

by Admin
11/12/2025
0

SB, NUNUKAN – Dua unit speedboat milik Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah (BPPD) Kabupaten Nunukan, yang bernilai miliaran rupiah, kini terbengkalai dalam...

ODGJ Aniaya Ibu Kandung di Nunukan, Keluarga dan Lingkungan Diminta Tingkatkan Pengawasan

by Admin
11/11/2025
0

SB, NUNUKAN – Seorang pria berinisial RM (32), yang mengalami gangguan jiwa (ODGJ), tega menganiaya ibunya sendiri (60 tahun) hingga harus...

Lanal Nunukan dan Insan Pers Eratkan Sinergi Lewat Latihan Menembak Bersama

by Admin
11/11/2025
0

SB, NUNUKAN – Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Nunukan menggelar acara unik dan menarik bagi puluhan insan pers yang bertugas di...

LBMK Usulkan Penggunaan Bahasa Tidung di Bandar Udara Juwata Tarakan

LBMK Usulkan Penggunaan Bahasa Tidung di Bandar Udara Juwata Tarakan

by Admin
11/10/2025
0

TARAKAN – Dewan Pengurus Besar (PB) Lembaga Budaya Melayu Kalimantan (LBMK) secara resmi mengajukan usulan kepada Menteri Perhubungan Republik Indonesia...

Next Post
Bayi Tak Bernyawa Ditemukan di Bawah Jemuran Rumput Laut Bikin Heboh Warga Sedadap, Anak Siapa?

Bayi Tak Bernyawa Ditemukan di Bawah Jemuran Rumput Laut Bikin Heboh Warga Sedadap, Anak Siapa?

Pemekaran 2 Desa di Binusan, Mansur : Masyarakat Sudah Siap, Datanya Sudah Lengkap

Pemekaran 2 Desa di Binusan, Mansur : Masyarakat Sudah Siap, Datanya Sudah Lengkap

Banyak Laporan Perselisihan Hubungan Industrial di Disnakertrans, Asnawi Usulkan Diklat Penyidik

Banyak Laporan Perselisihan Hubungan Industrial di Disnakertrans, Asnawi Usulkan Diklat Penyidik

Discussion about this post

Terlaris

Belum Siap, Sebatik Tak Layak DOB

Banjir Sebatik, DPRD Desak Master Plan Terpadu, Koordinasi Lintas Sektor

11/12/2025

Sebatik Diterjang Banjir, Warga Terjebak, Sekolah Libur, Bantuan Mendesak

11/12/2025

Aset Miliaran Mangkrak di Nunukan, Speedboat Rusak Jadi Sorotan, Kepala BPPD Angkat Bicara

11/12/2025

ODGJ Aniaya Ibu Kandung di Nunukan, Keluarga dan Lingkungan Diminta Tingkatkan Pengawasan

11/11/2025
suryaborneo.com

© 2024 www.suryaborneo.com

Tentang Kami

  • Home
  • Iklan & Advetorial
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan

Ikuti Kami

error: Konten dikunci !!
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Kaltara
    • Tarakan
    • Bulungan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Nasional
  • Internasional
  • Rubrik
    • Hukum & Kriminal
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Olahraga
  • Video
  • Opini

© 2024 www.suryaborneo.com