SB, TARAKAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan tengah berupaya mendirikan Sekolah Rakyat yang tengah digencarkan oleh pemerintah pusat. Salah satu upaya tersebut adalah memfungsikan sejumlah ruangan di gedung Lembaga Latihan Kerja (LLK) yang selama ini dikelola oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kota Tarakan.
Kepala Disperinaker Kota Tarakan, Agus Sutanto mengatakan, ruangan itu nantinya akan difungsikan sebagai ruang kelas program Sekolah Rakyat. Meski selama ini digunakan untuk kepentingan pelatihan kerja, namun Agus Sutanto menekankan, hal ini tidak akan mengganggu agenda utama di LLK.
“Yang dipakai hanya empat ruangan, dan itu pun workshop kosong. Jadi tidak mengganggu program pelatihan di LLK,” ujarnya.
Selain ruang kelas, kata Agus, kebutuhan asrama juga telah diantisipasi. Asrama utama LLK yang memiliki daya tampung hingga 80 orang, katanya, akan digunakan sebagai tempat tinggal bagi siswa Sekolah Rakyat. Sementara itu, satu unit rumah jabatan yang tidak terpakai juga akan difungsikan sebagai tambahan asrama bagi 20 siswa lainnya, mengingat total target siswa Sekolah Rakyat mencapai 100 orang.
Untuk menunjang kesiapan, sejumlah ruangan saat ini tengah menjalani rehabilitasi ringan. Targetnya, seluruh proses perbaikan akan rampung pada pertengahan Juli 2025, bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru.
“Kegiatan rehab sekarang sedang berjalan. Insya Allah pertengahan Juli sudah selesai dan siap digunakan,” katanya.
Sementara itu, lanjut Agus, pihak Kementerian Sosial juga telah melakukan peninjauan lapangan untuk memastikan kesiapan dan standar pelaksanaan Sekolah Rakyat di Tarakan. “Mereka ingin memastikan bahwa semua sudah siap dan sesuai standar,” ungkapnya.
Terkait anggaran, sebagian perbaikan telah masuk dalam rencana rehab gedung yang memang sebelumnya dijadwalkan oleh LLK. Sedangkan, perbaikan rumah jabatan sebagai asrama tambahan akan ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tarakan. Dengan pemanfaatan sebagian fasilitas LLK ini, Pemerintah Kota Tarakan berharap pelaksanaan Sekolah Rakyat dapat berjalan optimal tanpa mengorbankan program pelatihan kerja yang sudah berjalan sebelumnya.
Untuk diketahui, rencana penggunaan gedung LLK menjadi Sekolah Rakyat diketahui setelah Wali Kota Tarakan, Khairul mengungkapkan, bahwa gedung itu memang dipilih sebagai lokasi sementara untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini dilakukan sambil menunggu pembangunan gedung Sekolah Rakyat yang direncanakan berdiri secara permanen.
Untuk tahun ajaran baru, Sekolah Rakyat di Tarakan akan membuka dua kelas untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), masing-masing dengan kuota 25 siswa, sehingga totalnya 50 siswa. Jumlah yang sama juga berlaku untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), yakni dua kelas dengan total 50 siswa. Jadi secara keseluruhan, Sekolah Rakyat akan menerima 100 siswa dari dua jenjang pendidikan tersebut. (sdq)
Discussion about this post