SB, NUNUKAN – Aksi demonstrasi mahasiswa yang belakangan dirahasiakan waktu dan tempatnya akhirnya pecah juga di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) pada Kamis 17 Juli 2025. Dalam aksi serentak se Kaltara ini, sorotan tajam mahasiswa tertuju pada dugaan keterlibatan Kasat Narkoba Iptu Sony Dwi Hermawan dalam peredaran narkoba di masyarakat. Hal ini terungkap setelah terjadinya penangkapan yang dilakukan Divpropam Polri di Pulau Sebatik beberapa waktu lalu.
Melihat peristiwa ini, tentu saja mahasiswa berang. Mereka pun menuntut dengan tegas agar pejabat tersebut dipecat. Tak hanya itu, mereka juga mengecam tindakan Sony dkk yang dinilai telah mengkhianati amanah dan kepercayaan publik.
Unjuk rasa yang berlangsung secara damai ini diwarnai orasi-orasi yang lantang menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas maraknya peredaran narkoba di Kabupaten Nunukan. Mahasiswa menilai, aparat penegak hukum seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberantas kejahatan, bukan justru terlibat di dalamnya. Kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian, menurut mereka, telah tercederai oleh tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab ini.
“Kami sangat kecewa dan geram! Institusi kepolisian, yang seharusnya melindungi rakyat, malah terlibat dalam kejahatan yang merusak generasi bangsa,” ujar Andi Baso, Ketua HMI Cabang Nunukan mewakili mahasiswa.
Mereka pun mendesak agar pemerintah dan instansi terkait segera menindak tegas para pelaku dan memberikan sanksi yang setimpal. Tidak hanya pemecatan, mahasiswa juga meminta proses hukum yang transparan dan adil agar kasus ini dapat terungkap sepenuhnya.
Kehadiran aparat kepolisian dalam mengamankan jalannya demonstrasi juga menjadi sorotan tersendiri. Meskipun aksi berlangsung damai, kehadiran mereka diharapkan mampu menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menindaklanjuti tuntutan mahasiswa dan membersihkan institusi kepolisian dari oknum yang merusak citra.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi seluruh aparat penegak hukum untuk senantiasa memegang teguh integritas dan profesionalisme. Kepercayaan publik merupakan modal utama dalam penegakan hukum, dan kepercayaan tersebut harus dijaga dengan sebaik-baiknya.
“Semoga kasus ini menjadi momentum untuk melakukan reformasi internal di tubuh kepolisian dan memberantas praktik-praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Masa depan generasi muda bangsa Indonesia sangat bergantung pada penegakan hukum yang adil dan bersih,” tegas Andi Baso.
Menanggapi aksi tersebut, Kapolres Nunukan, AKBP Bonifasius Rumbewas, SIk menegaskan komitmennya terhadap transparansi dan akuntabilitas. Ia menyatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi terkait dugaan keterlibatan Iptu Sony yang saat ini masih dilakukan penyelidikan secara menyeluruh dan profesional dari Mabes Polri. Namun, dia yakin, proses penyelidikan ini akan dilakukan secara objektif dan transparan, tanpa pandang bulu.
“Hasil penyelidikan akan diumumkan kepada publik setelah proses investigasi selesai,” ungkapnya di hadapan mahasiswa.
Kapolres juga mengapresiasi sikap kritis mahasiswa yang menyuarakan aspirasinya melalui jalur demonstrasi yang tertib dan damai. Ia menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai kontrol sosial dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjaga kondusifitas keamanan dan ketertiban di Kabupaten Nunukan.
Lebih lanjut, AKBP Bonifasius menyampaikan, Polres Nunukan terus berkomitmen untuk menindak tegas setiap anggota yang terbukti melanggar hukum atau kode etik kepolisian. Ia pun berharap agar masyarakat dapat mempercayakan proses hukum yang sedang berjalan dan menghindari penyebaran informasi yang belum terverifikasi.

Ke depan, Polres Nunukan akan terus meningkatkan pengawasan internal dan memberikan pelatihan-pelatihan yang berkelanjutan kepada seluruh anggota untuk mencegah terjadinya pelanggaran serupa. AKBP Bonifasius mengatakan, kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh anggota kepolisian untuk senantiasa menjaga integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas. Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Kabupaten Nunukan.
“Proses penyelidikan yang transparan dan profesional sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian,” pungkasnya. (dln)
TUNTUTAN MAHASISWA
1. Evaluasi kinerja Kapolres Nunukan bila terbukti lalai dalam pengawasan.
2. Mendesak Propam dan devisi Hukum Polri dalam mengawal kasus ini, secara transparan dan tidak membiarkan adanya intervensi atau upaya perlindungan terhadap oknum tersebut.
3. Mendesak Mabes Polri untuk menurunkan tim khusus, untuk mengusut dan mengevaluasi kemungkinan adanya jaringan lebih luas di internal Polres Nunukan.
4. Meminta Pemerintah Daerah dan BNN untuk memperkuat sistem pencegahan narkoba secara kolaboratif dan melibatkan elemen pemuda secara organisasi kemasyarakatan.
5. Mendesak Mabes Polri Untuk segera press release terkait kasus penangkapan oknum Polisi di Kabupaten Nunukan.
Discussion about this post