SB, NUNUKAN – Harapan jamaah haji spesial yang menggunakan visa haji furoda akhirnya pupus. Sebab, Kerajaan Arab Saudi tidak mengeluarkan visa untuk haji furoda tahun ini dan proses visa jemaah haji pun sudah ditutup. Sejumlah jamaah calon haji yang mendaftarkan diri melalui travel atau Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) batal berangkat.
Demikian pula yang dialami PT Annur Kaltara Arafah. Sekira 30 jamaahnya harus bersabar karena batal menjalankan rukun Islam ke 5 tahun ini. Anti, yang tahun ini rencananya menunaikan ibadah haji bersama suaminya mengaku sering memantau informasi mengenai visa haji furoda di berita online dan televisi. Ia mengaku cukup kecewa karena harus batal berhaji tahun ini meskipun harus mengeluarkan uang banyak.
“Kan se Indonesia, jadi kami hanya bersabar. Mau diapa. Karena tidak hanya kami saja. Banyak juga yang batal,” ungkap Anti, saat ditemui suryaborneo.com di rumahnya.
Menurutnya, ibadah haji ini merupakan panggilan Allah. Jika memang waktunya, pasti dengan mudah menunaikannya. Namun, jika belum, ada saja masalahnya. “Inikan bukan karena kesalahan travel. Tapi murni karena visa yang tidak keluar. Jadi, kami memaklumi. Tinggal bagaimana solusi nanti kalau soal uang yang sudah disetor. Kami belum dapat info pasti seperti apa,” katanya.
Musdi, calon jamaah lainnya mengatakan, meskipun harus batal, dirinya masih merasa beruntung karena belum meninggalkan Nunukan. Sehingga kerugian tidak terlalu dirasakan. Sebab, dirinya masih bisa beraktivitas seperti biasanya.
“Untungnya belum ke Jakarta. Jadi, masih bersyukur saja. Bagaimana seandainya menunggu di luar kota. Pasti lebih banyak biaya lagi. Waktu, tenaga, usaha juga pasti terbengkalai kalau ditinggal,” ujarnya.
Pengusaha kelapa sawit yang mengaku bakal berangkat bersama istri dan kedua orang tuanya ini mengaku tetap menunggu keberangkatan menggunakan travel tempatnya mendaftar. Jika tahun ini belum, Ia berharap tahun depan sudah bisa.
“Uang di travel tidak saya tarik. Saya tetap lanjutkan untuk keberangkatan tahun depan saja. Kan tahun ini visa tidak keluar, bisa saja tahun depan sudah. Harapnya seperti itu,” ungkapnya.
Berbeda dengan Anti dan Musda, Syahru mengaku akan mencoba mendaftar menggunakan haji reguler ke Kementerian Agama (Kemenag). Sebab, dengan membayar harga lebih tinggi belum pasti berangkat juga. “Kalau memang memungkinkan, uang di travel saya tarik dan mencoba mendaftar reguler. Memang harus bersabar menunggu sampai belasan tahun, tapi saya yakin kalau memang waktunya tiba, pasti berangkat,” ujarnya.
Hanya saja, lanjutnya, untuk proses pengembalian uang belum mendapatkan informasi. Namun, Ia yakin komunikasi dengan pihak travel sampai saat ini masih terjalin. “Kalau memang tidak bisa 100 persen, kami memaklumi. Travel juga sudah rugi banyak. Tapi, kalau bisa, 100 persen lah,” katanya sambil tersenyum.
Sementara itu,.Pimpinan PT Annur Kaltara Arafah H. Nur Rahmat SH MH masih berharap besar visa haji Furoda diterbitkan. Apalagi pemerintah Indonesia melalui menteri agama masih berusaha dengan melakukan komunikasi dengan Pemerintah Arab Saudi. “Masih menuggu,” singkatnya saat dihubungi suryaborne.com
Seperti yang dikutip dari jawapos.com, sesuai keputusan otoritas Arab Saudi, bandara internasional King Abdulaziz Jeddah sudah tidak melayani penerbangan haji mulai Sabtu (31/5) pukul 24.00 waktu setempat atau Minggu (1/6) dini hari.
Dengan demikian, harapan bagi calon jamaah haji dengan visa furoda asal Indonesia sudah dipastikan pupus.
Ketua Komnas Haji Mustolih Siradj mengatakan, secara kalkulasi, peluang untuk mendapatkan visa haji furoda sudah tertutup.
“Karena layanan haji furoda itu tidak hanya menyangkut soal penerbangan saja,” katanya kemarin (31/5).
Mustolih mengatakan, layanan haji furoda, layaknya haji lainnya, butuh persiapan banyak. Khususnya terkait sewa hotel dan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Belum lagi soal kebutuhan layanan katering. Dia mengatakan masyarakat Indonesia sudah tidak perlu berharap lagi mengenai visa haji furoda di tahun ini.
Mustolih juga mengatakan sejatinya proses pengajuan visa haji ditutup pada 26 Mei lalu. Meskipun tidak dijelaskan visa apa yang ditutup, Mustolih mengatakan penutupan itu berlaku untuk seluruh pengajuan beragam jenis visa haji.
“Jadi kalau misalnya kita sudah hari ini tanggal 31 Mei, sebetulnya sudah tidak memungkinkan lagi,” katanya.
Untuk itu Mustolih mengatakan sebaiknya para travel haji yang sempat mempromosikan haji furoda, bersikap jujur kepada jamaahnya. Jangan sampai ada oknum travel yang justru sulit dihubungi jamaah haji furoda-nya.
Menurut dia sikap travel yang berupaya menghindar terkait masalah haji furoda, justru menimbulkan masalah baru. Yaitu kekecewaan yang semakin dalam dari jamaahnya.
“Saya kira butuh kejujuran dari travel haji dalam kondisi seperti sekarang ini,” paparnya. Mustolih mengatakan mereka mengusulkan tiga skema penyelesaian masalah haji furoda. Pertama adalah pengembalian dana, meskipun baginya pasti akan berat dilakukan.
Penyelesaian yang kedua adalah penjadwalan ulang. Skema ini juga belum bisa dipastikan 100 persen mulus. Karena tidak ada jaminan tahun depan visa haji furoda akan kembali keluar.
Skema ketiga adalah mengalihkan haji furoda ke haji khusus. Tapi, saat ini haji khusus antreannya sudah tujuh tahunan secara nasional. (dln)
Discussion about this post