SB, TARAKAN – Peristiwa tenggelamnya remaja, Muhammad Fathir Adhar (13) di perairan pesisir Kelurahan Karang Anyar Pantai belum lama ini membuat Satpolair Polres Tarakan makin waspada. Mereka pun menggiatkan imbauan larangan berenang di sekitar perairan yang rawan dan berbahaya.
Kepala Satupolair Polres Tarakan, Iptu Prabowo Eka Prabowo mengatakan, mereka kini makin rutin melakukan patroli sambil menyampaikan imbauan langsung agar anak-anak tidak berenang tanpa pengawasan di daerah-daerah yang rawan. Jika ditemukan anak-anak yang bandel, pihaknya akan tegas memerintahkan anak-anak untuk naik ke daratan demi keselamatan mereka, mengingat arus air dan aktivitas nelayan di sekitar perairan tersebut sangat berbahaya.
“Kami setiap melaksanakan patroli atau pun menemukan (anak-anak berenang) ketika (patroli) di sekitar, khususnya wilayah pesisir ada anak-anak berenang, bermain di air, kita selalu melaksanakan imbauan untuk tidak melakukan aktivitas bermain, atau berenang,” ungkap Iptu Eka Prabowo.

Tidak hanya patroli, lanjut Eka, Satpolair Polres Tarakan melalui Unit Pembinaan Masyarakat (Binmas) Perairan juga memasang spanduk peringatan agar anak-anak tak berenang di area rawan. Pemasangan spanduk peringatan ini, menurut Eka, sangat penting. Pasalnya, sebelum peristiwa tenggelamnya Muhammad Fathir Adhar seminggu lalu, pihaknya memang kerap melihat anak-anak berenang di sekitar perairan tersebut.
“Kalau kita melaksanakan patroli, khususnya di pesisir, baik kanan maupun kiri, di sekitar itu sajalah, sampai dengan arah sekitar sungai bandara kalau kita patroli, di situ banyak sekali (anak berenang), utamanya ketika air besar, air pasang, mereka selalu berenang di situ,” katanya.
Eka Prabowo juga mengatakan, tidak hanya arus air yang menjadi perhatian mereka saat memberikan peringatan ‘bahaya’ kepada anak atau remaja hingga orang tua, tapi juga soal hewan buas, seperti buaya maupun sengatan dari hewan berbahaya lainnya. Selain itu, lanjut Eka, bahaya lainnya mengintai adalah hilir-mudik speedboat, perahu nelayan petani tambak maupun nelayan tradisional.

“Ketika adik-adik kita itu berenang, yang kelihatan itu hanya kepala, kalau speedboat itu kan arahnya di atas. Tidak menutup kemungkinan pada saat menikung atau belok, setiap keluar dari gang muara ini terjadi benturan atau terlindas, itu yang kami khawatirkan. Itu yang selalu kita jaga, Kita wanti-wanti,” paparnya.
Terkait sosialisasi lainnya, Eka Prabowo juga menyebut, pihaknya juga sudah turun langsung ke lingkungan warga pesisir untuk memastikan peningkatan kewaspadaan ini berjalan dengan baik. Mereka kemudian memasang spanduk peringatan di sejumlah daerah pesisir, mulai dari Juata Laut, Lingkas Ujung, Pantai Amal dan di sekitar Pelabuhan Tengkayu II, Perikanan, perairan Kelurahan Karang Anyar Pantai dan Karang Rejo.
“Peran aktif orang tua, pengawasan dari orang tua (sangat penting). Ketika kita patroli di sebelah kanan, atau di perairan Selumit, kejadian di wilayah Karang Anyar Pantai atau perikanan. Ketika kita patroli di Karang Anyar Pantai, terjadi pula di Pantai Amal atau Juata Laut. Makanya kita juga butuh juga peran serta dan (rasa) peduli semua elemen masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah pesisir,” pungkasnya. (rz)
Discussion about this post