SB, TARAKAN – Masyarakat di Kota Tarakan harus mewaspadai gangguan atau inspeksi saluran pernapasan (Ispa). Lantaran penderita kasus Ispa meningkat drastis.
Ispa sendiri terdiri dari beberapa jenis penyakit saluran pernapasan, seperti batuk akibat debu (nasofaringitis akuta) dan bronkopneumonia tidak spesifik.
Nasofaringitis akuta atau biasa disebut dengan radang tenggorokan dan hidung akut, menempati urutan kedua dengan 12.524 kasus di bawah hipertensi primer atau tekanan darah tinggi primer yang menduduki urutan pertama dengan total 17.944 kasus, terdiri dari 7.959 kasus lama dan 9.985 kasus baru.
Dalam laporan yang disusun oleh Ketua Tim Kerja Pelayanan Kesehatan, Utami Cahyaningtyas, angka penderita Ispa melonjak dari 518 kasus lama menjadi 12.006 kasus baru.
“Penyakit ini sering ditandai batuk ringan atau pilek, dan bisa dipicu oleh debu di udara,” ujar Utami.
Sementara itu, bronkopneumonia tidak spesifik, atau radang paru-paru dan saluran napas bawah, berada di urutan terakhir dengan 660 kasus (106 kasus lama dan 554 kasus baru).
“Batuk berdahak dan sesak napas akibat infeksi ini bisa semakin parah kalau warga terus terpapar debu tanpa perlindungan,” ucapnya.
Kedua penyakit ini menunjukkan dampak lingkungan, seperti polusi udara atau debu dari aktivitas sehari-hari, terhadap kesehatan warga Tarakan.
“Kami ingin masyarakat tahu apa yang mereka alami dan bagaimana mencegahnya, terutama batuk akibat debu yang bisa dicegah dengan masker atau menjaga kebersihan lingkungan,” katanya.
Lantas, Utami mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap debu sebagai pemicu batuk, terutama di tengah tren peningkatan kasus pernapasan.
“Pakai masker saat di luar rumah dan jaga kebersihan udara di rumah sangat penting,” tutupnya. (OC)
Discussion about this post