SB, TARAKAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program unggulan Presiden RI Prabowo Subianto, di Kota Tarakan telah dimulai Senin (17/2) lalu.
Kecamatan Tarakan Utara menjadi perdana yang menggelar program MBG tersebut. Dan sejumlah sekolah mulai tingkat Taman Kanak-kanak sampai SMA telah menggelarnya.
Namun, seiring pelaksanaannya program ini menuai sorotan masyarakat dan kalangan lainnya. Terlebih pada menu MBG tidak ada produk susu yang notabene dibutuhkan dalam hal pemenuhan gizi.
Sebanyak 3.224 siswa dari 13 sekolah di Kecamatan Tarakan Utara menjadi penerima manfaat perdana dari program yang bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak-anak ini. Program juga melibatkan Yayasan Hidup Berbagi Kasih, yang bertindak sebagai mitra dari Badan Gizi Nasional (BGN).
Menanggapi hal tersebut, Ketua Yayasan Hidup Berbagi Kasih, Jackson Situmorang, memberikan klarifikasi bahwa sesuai kontrak dengan BGN, susu memang tidak termasuk dalam komponen makanan wajib.
Hal ini disebabkan oleh harga susu di Kota Tarakan cukup mahal, sehingga tidak mencukupi untuk anggaran menu MBG yang disediakan.
“Kami memprioritaskan pemenuhan kebutuhan kalori dan protein sesuai standar BGN. Dengan keterbatasan anggaran, kami fokus pada penyediaan makanan kaya kalori dan protein yang sesuai usia anak-anak,” jelas Jackson.
Meski demikian, Jackson berharap pemerintah kota (Pemkot) Tarakan dapat memberikan bantuan susu untuk melengkapi program MBG. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan mitra BGN dalam menjalankan program-program peningkatan gizi masyarakat.
“Kami sangat mengharapkan dukungan pemerintah daerah. Jika ada bantuan susu, tentu sangat bermanfaat bagi anak-anak. Kami juga terbuka untuk berkolaborasi agar program ini berjalan lebih optimal,” tukasnya.(OC)
Discussion about this post