SB, TARAKAN – Akhir-akhir ini berbagai peristiwa bencana alam melanda Kota Tarakan. Seiring cuaca ekstrim dengan intensitas hujan yang tinggi disertai angin kencang, mengakibatkan terjadinya longsor, banjir dan pohon tumbang.
Berdasarkan informasi masyarakat dan data laporan yang masuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan mencatat dalam sehari bisa terjadi 36 kejadian bencana alam.
Kepala BPBD Kota Tarakan, Yonsep mengungkapkan, misalnya dalam penanganan bencana pada Rabu (29/1) lalu , pihaknya menentukan skala prioritas dalam menangani kejadian bencana, lantaran waktu kejadian begitu singkat dan nyaris berbarengan.
Penentuan skala prioritas dalam penanganan bencana alam di Tarakan oleh BPBD diakibatkan terbatasnya jumlah personel dan sumber daya. Sehingga hal ini menjadi salah satu kendala.
“Tim Reaksi Cepat BPBD hanya 12 orang dan sangat terbatas dengan sumber daya yang ada,” Katanya.
Meski demikian, BPBD Kota Tarakan berupaya maksimal dalam melakukan penanganan bencana. BPBD Tarakan memprioritaskan titik-titik bencana yang paling kritis dan melibatkan masyarakat dalam kegiatan gotong royong.
“Kami memaksimalkan menggunakan skala prioritas,” ucap Yonsep.
Disisi lain BPBD Kota Tarakan telah memetakan wilayah-wilayah yang rawan bencana di Kota Tarakan. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa wilayah Tarakan Barat dan Tengah memiliki risiko longsor yang tinggi. Dan hampir seluruh wilayah di Kota Tarakan berpotensi banjir dan pohon tumbang.
Guna mengatasi keterbatasan yang ada, Yonsep mengatakan, pihaknya berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk TNI/POLRI, Satpol PP dan PMK, perusahaan swasta, serta rumah sakit.
Kolaborasi tersebut menurutnya sangat penting untuk memastikan penanganan bencana yang efektif dan menyeluruh.
“Dalam simulasi kebencanaan di Kota Tarakan sudah ada, apabila terjadi peristiwa kebakaran, pertamina bisa membantu, jika ada longsor TNI POLRI dan Basarnas,” tukas Yonsep.(OC/SB)
Discussion about this post