SB, TARAKAN – Usai melakukan aksi unjuk rasa (demo) di Polres Tarakan. Puluhan masa aksi Aliansi Masyarakat Resah (AMARAH) melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Polisi Militer TNI AL (Pomal), pada Senin (10/2/2025) sekitar pukul 14.30 Wita
Kedatangan masa tersebut juga untuk minta kepastian hukum kepada pihak Polisi Militer TNI AL, terkait beberapa kasus yang hingga saat belum terselesaikan.
Salah satu perwakilan masa aksi AMARAH, yang juga merupakan salah satu kuasa hukum pihak pelapor, Sinar Mappanganro mengatakan, beberapa kasus yang terjadi dan hingga saat ini dinilai belum menemukan titik terang, yakni soal kasus dugaan penganiayaan dan penembakan yang dilakukan oleh salah satu oknum Satrol Lantamal XIII Tarakan.
“Seperti yang kita lihat, bahkan sampai satuan patroli angkatan laut ini masuk ke tambak melakukan penganiayaan terhadap masyarakat,” katanya.
“Ketika dilaporkan dimintalah saksi. Bayangkan sebagian besar masyarakat disini (Tarakan) orang tuanya adalah petambak, di dalam tambak itu satu tambak, satu rumah, satu orang. Ketika terjadi penganiayaan lalu kita meminta saksi di mana reaksi resesinya,” lanjutnya.
Menurut Sinar, seharusnya pihak penyidik yang memiliki kewenangan melakukan investigasi, bukan meminta kepada masyarakat yang melaporkan nasibnya.
“Bahkan beberapa laporan masyarakat, penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum Dansatrol melakukan penembakan terhadap masyarakat ada bukti pelurunya, ada bukti kerusakan yang diakibatkan,” ujarnya
Tapi sampai detik ini, kata dia pihak Pomal tidak berani memanggil yang bersangkutan datang untuk dilakukan pemeriksaan.
“Belum ada laporan yang kami terima bahwa telah dilakukan pemeriksaan. Belum ada tindak lanjut,” ucap Sinar.
Lantas, Sinar mempertanyakan kinerja Pomal yang dalam hal ini merupakan aparat penegak hukum terhadap oknum TNI AL yang diduga menyalahgunakan wewenangnya.
“Seperti apa yang dilakukan. Apakah sampai disitu saja keberanian atau kemampuan Pomal. Ini yang patut kami pertanyakan, di mana masyarakat yang menggantungkan hidupnya di air yang menggunakan speed untuk mencari nafkah ketika mendapatkan perlakuan kemudian menerima tindakan tersebut akan tetapi laporan tersebut mentah sampai hari ini,” terangnya.
Sementara itu, Komandan Polisi Militer Angkatan Laut (Danpomal) Lantamal XIII Letkol Laut (PM) Almuhaimin Sobah mengatakan, terkait aspirasi tentunya TNI khusunya Polisi Militer tidak berdiri sendiri. Aspirasi tersebut akan ditampung dan akan disampaikan ke jenjang atas.
“Kami di sini punya atasan, tentunya akan kami sampaikan ke atasan apa yang menjadi penyampaian saudara-saudara pada hari ini,” tukasnya. (RZ/SB)
Discussion about this post