SB, TARAKAN – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Borneo Tarakan (UBT) melakukan audiensi dengan perwakilan komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tarakan, Kamis (6/3/2025).
Audiensi yang dilaksanakan di Gedung KNPI Kota Tarakan ini seharusnya mendatangkan pemangku kebijakan di pemerintahan daerah Kota Tarakan.
“Jadi memang rencana awal kami audiensi hari ini telah disepakati sama beberapa lembaga yang ada di Unitas Borneo Tarakan. Kami beberapa kali konsolidasi dan akhirnya menetapkan diadakan hearing di gedung KNPI Tarakan, untuk mengundang DPRD, wali kota dan beberapa stakeholder terkait,” kata Presiden Mahasiswa Universitas Borneo Tarakan, Ndaru Teguh Prakoso.
“Namun nyatanya hari ini hanya DPRD saja yang datang, bahkan bukan ketuanya, namun diwakilkan oleh wakil ketua komisi II Simon Patino,” sambungnya.
Meski kecewa, namun Ndaru tetap menghargai niat pihak DPRD yang mau menyerap aspirasi dari mahasiswa. Ia menjelaskan, pada audiensi ini ada beberapa integritas yang sedikit diubah.
“Jadi ada beberapa fakta integritas yang sedikit diubah karena itu kesesuainya jika ada wali kota dan beberapa stakeholder terkait yang datang. Namun karena nyatanya memang hanya dari pihak DPRD yang datang, jadi ada beberapa penyesuaian sesuai dengan wewenangnya,” ujarnya.
Adapun beberapa poin yang dibahas diantaranya pengadaan resi gudang rumput laut. Masalah ini sebenarnya sudah lama dijanjikan. Tetapi hingga saat ini belum menemukan titik terang.
“Masalah yang dari dua tahun lalu dijanjikan, namun sampai tahun ini tidak ada penyelesaian sama sekali,” ucapnya.
“Ternyata setelah disampaikan tadi oleh Simon Patino ada permasalahan di bagian regulasi perizinan,” lanjutnya.
Lebih lanjut Ndaru mengungkapkan, poin lainnya yakni, masalah eksploitasi anak khususnya anak-anak yang masih berjualan di jalanan.
“Disini kami coba ingin agar tidak ada lagi ataupun meminimalisir anak-anak yang ada di Kota Tarakan ini agar tidak berjualan lagi. Sehingga di waktu malamnya mereka gunakan untuk belajar dan di waktu paginya mereka pergunakan untuk sekolah,” terangnya.
“Karena kami dapati ada beberapa anak kami temui, ini bukan hanya berjualan tapi juga ternyata dia putus sekolah. Sangat kami sayangkan,” lanjut Ndaru.
Selain itu juga permasalahan banjir yang menjadi program pemerintah daerah untuk mengatasinya, sampai kini masih terjadi.
“Masalah banjir kami juga sampaikan memang tidak ada terlalu banyak perdebatan. Karena Simon Patino sudah menyampaikan ini akan segera diselesaikan karena memang termasuk dari program unggulan wali kota dan wakil wali kota,” jelasnya.
Dan yang terakhir adalah masalah beasiswa untuk mahasiswa di Kota Tarakan. Seperti diketahui peruntukan anggaran 20 persen itu baik dari APBN dalam hal ini adalah APBD di Kota Tarakan adalah untuk pendidikan.
“Kami pertanyakan biasiswa untuk mahasiswa yang tinggal di Tarakan itu bagaimana. Kita mencontoh dari Nunukan ada beasiswanya, dari KTT ada beasiswanya, dari Malinau ada beasiswanya. Kami mengharapkan buat mahasiswa di Kota Tarakan juga ada beasiswa,” tukasnya.(RZ)
Discussion about this post