SB, MAKASSAR – Kapolda Sulsel Selatan (Sulsel) Irjen Pol Yudhiawan Wibisiono mengungkapkan, sindikat produksi uang palsu di UIN Alauddin Makassar tidak hanya mencetak mata uang rupiah, namun juga mata uang asing.
Dari 98 barang bukti yang diamankan ditemukan ratusan lembar mata uang asing, termasuk satu lembar mata uang Korea Selatan (KRW) senilai 5.000 dan 111 lembar mata uang Vietnam (VND) bernilai 500 Dong.
“Ada mata uang Korea satu lembar, ada mata uang Vietnam sebanyak 111 lembar,” ungkap Yudhiawan, pada Sabtu, 21 Desember 2024
Sedangkan untuk mata uang rupiah palsu sebanyak 4.554 lembar uang pecahan Rp100.000 emisi 2016, enam lembar pecahan Rp100.000 emisi 1999, serta 234 lembar pecahan Rp100 ribu dalam bentuk lembaran yang belum dipotong.
“Kemudian ada 234 lembar ini pecahan seratus ribu rupiah dan belum terpotong, jadi ada yang bentuk lembaran nanti dipotong-potong,” jelasnya.
Selain barang bukti uang palsu dari 18 tersangka yang telah diamankan, polisi juga mengamankan sebuah mesin cetak dengan teknologi canggih untuk produksi upal.
Dari hasil penyidikan, harga mesin tersebut mencapai Rp600 juta. Dibeli dari China dan diangkut melalui Surabaya
“Khusus mesin cetaknya dibelinya di Surabaya, tapi barang dari China, nilainya 600 juta rupiah harganya,” terang Yudhiawan.
Lebih lanjut, Kapolda Sulsel juga mengatakan, pihaknya menemukan dokumen berupa surat berharga negara (SBN) dan sertifikat deposit Bank Indonesia (BI).
Salah satu dokumen, berupa fotokopi sertifikat deposit BI, memiliki nilai fantastis mencapai Rp45 triliun. Selain itu, ada surat berharga negara dengan nilai Rp700 triliun.
“Ada satu lembar kertas fotokopi sertifikat of deposit BI nilainya Rp45 triliun. Juga ada kertas surat berharga negara (SBN) senilai Rp700 triliun,” tukas Yudhiawan. (**)
Discussion about this post