SB, TARAKAN – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tarakan terus berinovasi dalam membina warga binaan pemasyarakatan (WBP), salah satunya melalui program ketahanan pangan nasional yang dijalankan secara aktif dan konsisten. Program ini bukan hanya bagian dari ketahanan pangan, tetapi juga upaya pembinaan kemandirian agar para WBP siap kembali ke masyarakat.
Kepala Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja Lapas Kelas IIA Tarakan, Adipta Yudha Wardana mengatakan, program tersebut merupakan bagian dari pembinaan kemandirian WBP. Tujuannya agar warga binaan memiliki keahlian dan bekal keterampilan yang bisa dimanfaatkan saat kembali ke tengah masyarakat.
“Mereka kita bekali keterampilan agar setelah bebas nanti, mereka bisa mandiri. Ini bagian dari pembinaan kemandirian yang terintegrasi dengan program ketahanan pangan nasional,” ujar Adipta.
Saat ini, sebanyak 10 orang WBP yang telah melewati proses asesmen dan memenuhi syarat administratif mengikuti program asimilasi kerja luar. Para WBP tersebut bekerja setiap hari mulai pagi hingga sore di lahan kebun milik lapas.
Kebun tersebut ditanami berbagai jenis tanaman seperti kangkung darat, kangkung air, kangkung cabut, terong, cabai, kelapa, hingga sayuran hidroponik seperti pakcoy dan sawi. Setiap harinya, hasil panen mencapai rata-rata 50 kilogram.
“Hasilnya kita manfaatkan untuk mendukung konsumsi sayur warga binaan di dalam. Sebagian kita setor juga sebagai PNBP karena ini memanfaatkan aset negara,” tambahnya.
Menariknya, para WBP yang terlibat dalam kegiatan ini juga mendapatkan premi bulanan sebagai bentuk apresiasi. Namun premi tersebut tidak langsung diberikan, melainkan disimpan dalam program Gerakan Narapidana Menabung (GERNABUNG), yang akan menjadi bekal mereka saat bebas nanti.
“Kecuali ada kondisi darurat, premi tidak boleh diambil. Tapi bisa terkumpul sampai jutaan rupiah. Ini juga bagian dari persiapan reintegrasi sosial mereka,” jelas Adipta.
Program ketahanan pangan ini juga dinilai mampu meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri WBP. Tidak hanya memberikan keterampilan, tetapi juga menanamkan nilai kerja keras dan kontribusi nyata untuk bangsa.
“Lapas Tarakan pun menegaskan komitmennya untuk terus mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan, serta menjadikan pembinaan WBP lebih produktif dan berdaya guna,” pungkasnya. (red)
Discussion about this post