SB, TARAKAN – Suasana khidmat menyelimuti prosesi pemindahan Rupang Buddha dari Vihara Sinar Borobudur di Kampung Bugis menuju Vihara Parama Sinar Borobudur di Pasir Putih, Minggu (10/8/2025). Ratusan umat Buddha dari berbagai daerah di Kalimantan Utara tumpah ruah mengikuti ritual sakral yang sekaligus menjadi simbol perpindahan aktivitas ibadah.
Sebelum prosesi, umat Buddha membacakan paritta di Vihara Sinar Borobudur. Usai doa, dilakukan pembagian bunga sedap malam yang melambangkan kehidupan dan doa dengan aroma yang harum. Tak hanya itu, penampilan barongsai ikut memeriahkan arak-arakan Rupang Buddha menuju vihara baru.
Kepala Vihara Sinar Borobudur, Bhikhu Y.M Adhikusalo Mahathera, menjelaskan bahwa prosesi ini merupakan rangkaian simbolis pemindahan pusat ibadah umat Buddha.
“Kegiatan hari ini jam 4 adalah memulai prosesi ke Vihara Sinar Borobudur, ke Vihara yang baru, Parama Sinar Borobudur. Sebenarnya Viharanya sama, cuma ini yang lama, kemudian pindah ke sana yang baru dengan nama yang berbeda sedikit,” ujarnya.
Ia menegaskan, pemindahan Rupang Buddha bukan hanya perpindahan fisik altar, tetapi juga sarat makna.
“Ya, tentang prosesi rupang Buddha hanya simbol saja seolah-olah Vihara ini pindah ke sana jadi dengan membawa altar ini yaitu Buddha rupang dibawa ke sana,” tambahnya.
Menurutnya, tradisi ini memberi kesan bahwa bukan hanya umat dan lokasi ibadah yang berpindah, tetapi juga Buddha ikut ‘berpindah’ ke vihara baru.
“Kalau pemahamannya orang saja yang pindah itu suasananya kurang. Jadi dengan cara seperti itu seolah-olah Vihara sama Buddha berpindah ke sana,” ungkapnya.
Usai prosesi, umat Buddha melanjutkan perayaan Asadha Puja 2569 BE / 2025, yang dihadiri tiga Bhikhu terkemuka, yakni Y.M Subhapanno Mahathera, Y.M Adhikusalo Mahathera, dan Y.M Thitaviriyo Thera. (sdq)
Discussion about this post