Kamis, 30 Oktober 2025
suryaborneo.com
  • Home
  • Daerah
    • Kaltara
    • Tarakan
    • Bulungan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Nasional
  • Internasional
  • Rubrik
    • Hukum & Kriminal
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Olahraga
  • Video
  • Opini
No Result
View All Result
suryaborneo.com
  • Home
  • Daerah
    • Kaltara
    • Tarakan
    • Bulungan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Nasional
  • Internasional
  • Rubrik
    • Hukum & Kriminal
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Olahraga
  • Video
  • Opini
No Result
View All Result
suryaborneo.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Rubrik
  • Video
  • Opini
Home Daerah

Petani Nunukan Menjerit, Solar dan Pupuk Mahal Hambat Produksi Padi

by Admin
10/29/2025
in Daerah, Kaltara, Nunukan
A A

Ketua Kelompok Tani Mansapa, Ponding

SB, NUNUKAN – Para petani di Kelurahan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan, menghadapi tantangan berat dalam mengelola lahan pertanian padi mereka.

Keterbatasan akses terhadap bahan bakar solar bersubsidi dan pupuk menjadi masalah utama yang menghambat produktivitas dan meningkatkan biaya produksi.

Baca Juga

TNI AL Panen Raya di Nunukan, Bukti Nyata Dukung Ketahanan Pangan Nasional

Buaya 3 Meter Masuk Kubangan Bebek Warga Sebatik

Anggaran Rp150 Miliar dari Kemenkeu untuk Jembatan Krayan-Malinau, Solusi Kendala Pembangunan di Perbatasan

Ketua Kelompok Tani Mansapa, Ponding, mengungkapkan, petani kesulitan memperoleh solar untuk mengoperasikan alat pertanian seperti traktor dan mesin penggiling. Prosedur pembelian solar bersubsidi dinilai semakin rumit dan tidak berpihak pada petani kecil.

“Kami ini petani, bukan perusahaan besar. Tapi sekarang beli solar bersubsidi saja sulit, padahal kebutuhan kami jelas untuk menggarap sawah,” keluh Ponding saat ditemui di acara panen padi bersama TNI AL di, Mansapa, Nunukan Selatan, Rabu (29/10/2025).

Selain solar, masalah distribusi pupuk juga menjadi keluhan utama. Jatah pupuk yang diterima kelompok tani seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan, sementara harga pupuk nonsubsidi terlalu tinggi.

“Kalau mau beli pupuk tambahan di luar subsidi, harganya bisa dua kali lipat. Belum lagi proses rekomendasi yang lama,” tambahnya.

Meski demikian, petani tetap berupaya menjaga produksi padi. Dari lahan seluas 3,5 hektare, mereka bisa menghasilkan hingga 20 ton gabah setiap kali panen. Dalam setahun, petani di Mansapa mampu melakukan panen hingga tiga kali, tergantung kondisi cuaca.

Namun, kendala lain muncul saat distribusi dan penjualan hasil panen. Sebagian besar gabah dijual dalam kondisi basah kepada Bulog dengan harga sekitar Rp 6.500 per kilogram, yang dinilai belum sebanding dengan biaya operasional.

“Harga gabah basah di Bulog sekitar enam ribu lima ratus. Kadang kami harus menjemur dulu supaya bisa dijual lebih tinggi, tapi fasilitas penjemuran terbatas,” ungkap Ponding.

Ponding berharap pemerintah memberikan perlakuan yang lebih adil kepada petani kecil, terutama dalam hal kemudahan memperoleh bahan bakar dan pupuk bersubsidi. Ia juga meminta agar bantuan pertanian lebih merata dan tepat sasaran.

“Kami tidak menolak kebijakan apa pun, tapi tolong jangan samakan petani kecil dengan perusahaan besar. Kami bekerja untuk ketahanan pangan, tapi dukungan masih kurang,” bebernya. (dln)

Berita Lainnya

TNI AL Panen Raya di Nunukan, Bukti Nyata Dukung Ketahanan Pangan Nasional

by Admin
10/29/2025
0

SB, NUNUKAN – TNI Angkatan Laut (AL) menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional dengan menggelar panen padi di Mansapa,...

Buaya 3 Meter Masuk Kubangan Bebek Warga Sebatik

by Admin
10/29/2025
0

SB, NUNUKAN – Warga Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Nunukan digegerkan dengan penemuan seekor buaya berukuran besar di kubangan permandian...

Akses Krayan Masih Terputus, Tanggap Darurat Diperpanjang

Anggaran Rp150 Miliar dari Kemenkeu untuk Jembatan Krayan-Malinau, Solusi Kendala Pembangunan di Perbatasan

by Admin
10/28/2025
0

SB, NUNUKAN - Alokasi anggaran sebesar Rp150 miliar dari Kementerian Keuangan untuk pembangunan jembatan yang menghubungkan Krayan dan Kabupaten Malinau...

Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan UMKM Kaltara, KPwBI Gelar Karya Kreatif Benuanta

Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan UMKM Kaltara, KPwBI Gelar Karya Kreatif Benuanta

by Admin
10/28/2025
0

TARAKAN- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltara (KPwBI) Kalimantan Utara (Kaltara) kembali menggelar  Karya Kreatif Benuanta (KKB), yang merupakan sarana untuk...

Detik-Detik Penentu di Perbatasan, Bagaimana Warga Nunukan Dilatih untuk Selamatkan Nyawa dalam 4 Menit

by Admin
10/28/2025
0

SB, NUNUKAN – Di sebuah gedung sederhana di Sebatik Timur, ratusan pasang mata terpaku pada seorang instruktur yang menunjukkan bagaimana cara...

Satgas Pamtas Gagalkan Penyelundupan Ballpress di Tengah Kebun Sawit

by Admin
10/27/2025
0

SB, NUNUKAN – Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI – Malaysia, Yonkav 13/Satya Lembuswana (SL), berhasil mengamankan lima karung...

Discussion about this post

Terlaris

Petani Nunukan Menjerit, Solar dan Pupuk Mahal Hambat Produksi Padi

10/29/2025

TNI AL Panen Raya di Nunukan, Bukti Nyata Dukung Ketahanan Pangan Nasional

10/29/2025

Buaya 3 Meter Masuk Kubangan Bebek Warga Sebatik

10/29/2025
Akses Krayan Masih Terputus, Tanggap Darurat Diperpanjang

Anggaran Rp150 Miliar dari Kemenkeu untuk Jembatan Krayan-Malinau, Solusi Kendala Pembangunan di Perbatasan

10/28/2025
suryaborneo.com

© 2024 www.suryaborneo.com

Tentang Kami

  • Home
  • Iklan & Advetorial
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan

Ikuti Kami

error: Konten dikunci !!
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Kaltara
    • Tarakan
    • Bulungan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Nasional
  • Internasional
  • Rubrik
    • Hukum & Kriminal
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Olahraga
  • Video
  • Opini

© 2024 www.suryaborneo.com