SB, TARAKAN – Di tengah aktivitas masyarakat yang berolahraga di kawasan Tugu 99 Bandara Tarakan, Jalan Mulawarman, Tarakan Barat, seorang pemilik usaha nasi box, Nata (21) sibuk melayani para pembeli.
Nata yang masih tergolong muda, menawarkan berbagai varian nasi box dengan pola marketing yang dimilikinya sendiri. Hingga ia dapat menghasilkan pendapatan mencapai Rp1 juta per hari.
Kisah Nata ini menjadi cerminan semangat wirausaha muda yang tumbuh pesat di Tarakan khususnya dan di Indonesia umumnya. Ini merupakan tren positif di kalangan generasi milenial dan gen Z.
“Kalau kuliah, waktuku habis buat belajar. Kalau jualan, aku bisa cari uang, bahkan buat biaya kuliah kalau nanti aku mau,” katanya.
“Sekarang aku fokus usaha dulu, modalnya dari hasil jualan ini,” imbuhnya.
Meskipun pilihan untuk berwirausaha sempat ditentang sang ibu yang menginginkan ia kuliah. Namun, dengan pendapatan menggiurkan dan konsisten akhirnya orang tuanya pun mendukung.
“Mama awalnya mau aku kuliah, tapi aku nggak mau. Lama-lama, karena aku bisa menghasilkan sendiri, mama ngerti,” tuturnya.
Bahkan, Nata juga membandingkan dirinya dengan adiknya yang masih duduk di bangku kuliah. Ia mengaku lebih memilih berjualan.
“Aku gak mau kayak adikku yang harus fokus belajar terus. Aku lebih suka kerja dan jualan sendiri,” katanya tegas.
Sebagai pelaku UMKM, ia berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan bidang wirausaha muda yang seperti yang dilakoninya saat ini.
“Kalau bisa, aku minta difasilitasi. Sekarang aku belum punya tempat tetap, jadi masih pindah-pindah,” ungkapnya.
Harapan ini selaras dengan tantangan yang dihadapi banyak pelaku usaha muda dengan segala keterbatasan fasilitas dan akses pendukung usaha.
Di sisi lain, usaha Nata mencerminkan potensi sekaligus tantangan wirausaha muda di Indonesia. Dari 19,48 persen pemuda yang menjadi wirausaha pada 2022.
Angka persentase tersebut meningkat 1,02 persen dibandingkan tahun 2021. Hal ini menunjukkan adanya tren positif, akan tetapi angka ini masih jauh dari target nasional 4 persen secara keseluruhan.
Sedangkan, hasil survei SMERU pada 2020 menunjukkan bahwa 73 persen milenial dan gen Z tertarik menjadi wirausaha. Kelompok ini mendominasi demografi Indonesia, mencakup 64,7 persen dari total penduduk pada periode tersebut.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik Pemuda Indonesia mencatat peningkatan jumlah wirausaha muda (16-30 tahun) dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2021, tercatat 18,46 persen pemuda menjadi wirausaha dan angka ini naik menjadi 19,48 persen pada 2022 atau meningkat 1,02 persen.
Secara nasional, rasio kewirausahaan Indonesia pada 2020 mencapai 3,47 persen dari total penduduk, masih tertinggal dibandingkan negara seperti Singapura (8,76 persen) atau Malaysia (4,74 persen).
Pemerintah menargetkan rasio ini naik menjadi 4 persen pada 2024, dengan fokus menciptakan wirausaha baru, terutama dari kalangan muda. (OC)
Discussion about this post