SB, TARAKAN – Masalah stunting di Kalimantan Utara juga menjadi perhatian Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Kalimantan Utara. Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pengurus PPNI Kalimantan Utara, Ns. Rohandi Baharuddin, M.Kep. dalam keterangan resminya kepada media ini.
Rohandi menegaskan, perawat memiliki peran strategis dalam upaya menurunkan angka stunting di Kalimantan Utara. Menurutnya, perawat tidak hanya berperan sebagai tenaga kesehatan di fasilitas layanan, tetapi juga sebagai agen perubahan di masyarakat.
“Perawat berada di garis terdepan dalam memberikan edukasi kepada keluarga mengenai pentingnya gizi seimbang, perawatan ibu hamil, serta pemantauan tumbuh kembang balita,” paparnya.
Ia menambahkan, kehadiran perawat di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), maupun kunjungan rumah memungkinkan pemantauan yang lebih intensif terhadap ibu dan anak. “Perawat (juga) berperan memastikan intervensi gizi dan kesehatan dilaksanakan tepat sasaran, mulai dari 1.000 hari pertama kehidupan,” jelasnya.
Lebih jauh, Rohandi mengatakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara, angka stunting di Kalimantan Utara masih cukup tinggi, meskipun mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir. Rohandi pun berharap, melalui penguatan peran perawat dan kolaborasi lintas sektor, angka stunting bisa terus ditekan.
“PPNI Kalimantan Utara berkomitmen mendukung program pemerintah dalam percepatan penurunan stunting, melalui pelatihan perawat, peningkatan kompetensi, dan keterlibatan aktif dalam program kesehatan masyarakat,” tegasnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih terbuka menerima informasi kesehatan dan memanfaatkan layanan yang disediakan perawat. “Peran serta keluarga sangat penting. Perawat hadir bukan hanya saat sakit, tetapi juga sebagai pendamping kesehatan keluarga sehari-hari,” pungkasnya. <span;>Ns. Rohandi Baharuddin, M.Kep.(red)
Discussion about this post