SB, TARAKAN – Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) sebagai kado ulang tahun dari negara melalui Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI kepada seluruh masyarakat se-Indonesia telah bergulir sejak Februari 2025 lalu. Begitupun di Kota Tarakan.
Sejauh ini dari 469 pendaftar, baru 304 orang di Tarakan yang telah menerima pelayanan PKG tersebut. Adapun rinciannya yakni, pemeriksaan dilakukan kepada 14 bayi baru lahir, 1 anak, 275 orang dewasa, dan 12 lansia.
Hal tersebut diungkapkan, Administrator Kesehatan Ahli Muda Dinkes Tarakan, Bahriyahtul Ulum. Ia mengatakan, total tersebut mencangkup seluruh wilayah Kota Tarakan yang pelayanannya tersebar di 6 puskesmas.
Dari 6 puskesmas tersebut, kata dia, puskemas Karang Rejo menjadi yang paling banyak menerima pendaftaran dan melayani pasien dibandingkan wilayah lain.
“Hingga hari ini, program PKG telah menerima total 469 pendaftar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 304 orang telah mendapatkan pelayanan. Program ini mencakup seluruh wilayah Kota Tarakan, yang pelaksanaannya tersebar di enam puskesmas. Dari enam puskesmas tersebut, Puskesmas Karangrejo menjadi yang paling banyak menerima pendaftar dan melayani pasien dibandingkan wilayah lain,” kata Bahriyahtul Ulum.
“Namun, angka kehadiran dari pendaftar tidak mencapai 100 persen. Dari total 469 pendaftar, hanya sebesar 79,2% yang hadir untuk menerima layanan,” lanjutnya.
Bahriyahtul Ulum, menjelaskan, beberapa pendaftar tidak datang meskipun sudah dihubungi. Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya pendaftar yang sekadar mencoba-coba tanpa komitmen untuk hadir.
Kendati demikian, pihaknya tetap berharap masyarakat bisa segera memanfaatkan kesempatan tersebut, mengingat masyarakat telah mendaftarkan diri dan menunjukkan minat untuk memeriksakan kesehatannya.
Lebih lanjut, Bahriyahtul Ulum menerangkan, saat ini layanan pemeriksaan kesehatan sudah meluas ke berbagai kelompok umur. Tidak hanya untuk orang dewasa dan lansia sebagaimana yang dominan sebelumnya, tetapi juga mencakup bayi baru lahir.
“Setiap bayi yang lahir, baik di Puskesmas, fasilitas kesehatan swasta, maupun rumah sakit, secara otomatis mendapatkan akses pemeriksaan kesehatan gratis yang meliputi enam jenis pemeriksaan dasar sesuai standar,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, layanan juga mulai dimanfaatkan oleh anak-anak dan diperkirakan akan menjangkau pelajar pada tahun ajaran baru di Juli 2025.
Bahriyahtul Ulum menegaskan, meski jumlah pendaftar belum sesuai harapan, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran bahwa program ini bertujuan membantu masyarakat memahami kondisi kesehatan secara lebih terencana.
Disinggung mengenai kendala yang dihadapi Dinkes Tarakan, Bahriyahtul Ulum mengungkapkan, kendala utama adalah minimnya animo masyarakat dalam memanfaatkan layanan ini. Harapannya, dengan adanya program ini , masyarakat lebih antusias untuk segera berpartisipasi.
“Tantangan kami adalah memberikan edukasi lebih intensif kepada masyarakat, termasuk melibatkan berbagai sektor untuk mengajak partisipasi mereka,” ucapnya.
Kendala lainnya, kata dia, terkait bahan medis habis pakai (BMHP). Sejumlah komponen BMHP telah diajukan ke Kementerian Kesehatan, namun hingga kini belum diterima. Akibatnya, beberapa jenis pemeriksaan khusus, seperti pemeriksaan ginjal, belum dapat dilaksanakan sepenuhnya.
“Jika tidak memungkinkan di Puskesmas, pemeriksaan akan dialihkan ke Lab Kesda yang sudah tersedia di kawasan Gunung Lingkas. Saat ini, pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis masih memanfaatkan BMHP dari program layanan rutin yang biasa dilakukan oleh Puskesmas, bukan BMHP khusus untuk program kesehatan gratis ini,” pungkasnya.(RZ)
Discussion about this post