SB, TARAKAN – Di tengah tantangan ekonomi nasional dan fluktuasi harga komoditas global, Kota Tarakan justru menunjukkan ketangguhan dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen (year-on-year/y-on-y) pada triwulan I-2025. Angka ini melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang berada di angka 4,06 persen.
Sektor jasa atau tersier menjadi tulang punggung pertumbuhan, dengan kontribusi dominan sebesar 60,93 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pertumbuhan tahunan mencapai 8,23 persen. Sektor ini meliputi perdagangan, transportasi, jasa keuangan, kesehatan, pendidikan, dan logistik.
“Sektor jasa terus menunjukkan ketahanan dan menjadi motor utama ekonomi Tarakan. Ini mencerminkan peran strategis Tarakan sebagai pusat jasa dan perdagangan di Kalimantan Utara,” ungkap Kepala BPS Kota Tarakan, Umar Riyadi, Kamis (18/6/2025).
Umar menjelaskan, meski tumbuh secara tahunan, perekonomian Tarakan mengalami kontraksi sebesar 1,78 persen jika dibandingkan dengan triwulan IV-2024 (quarter-to-quarter/q-to-q). Umar menyebut kontraksi ini sebagian besar disebabkan oleh faktor musiman seperti libur panjang, pelambatan proyek konstruksi, serta fluktuasi permintaan di awal tahun.
“Sektor sekunder, yang mencakup industri pengolahan, konstruksi, serta penyediaan listrik dan air, menjadi sektor dengan kontraksi terdalam secara kuartalan yakni sebesar 6,01 persen. Sektor ini juga hanya tumbuh 1,46 persen secara tahunan, menandakan perlunya perhatian serius terhadap keberlanjutan proyek infrastruktur dan industri lokal,” jelasnya.
Lebih lanjut, Umar mengungkapkan, di sisi lain, sektor primer yang meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan, meski masih terkontraksi secara tahunan (-0,44%), justru tumbuh 2,19% secara kuartalan berkat penguatan di subsektor perikanan dan pertambangan.
Dari sisi pengeluaran, kata dia, konsumsi rumah tangga (PK-RT) tetap menjadi penggerak utama dengan pertumbuhan tahunan 5,91 persen. Namun, laju pertumbuhannya hanya 0,09 persen dibanding triwulan sebelumnya, menunjukkan adanya tekanan terhadap daya beli masyarakat.
“Kami melihat konsumsi masih cukup kuat secara tahunan, tetapi perlambatan kuartalan menunjukkan masyarakat mulai berhati-hati dalam belanja. Ini bisa menjadi sinyal awal melemahnya daya beli,” jelas Umar.
Dengan kontribusi sebesar 37,63 persen terhadap total ekonomi Kalimantan Utara, Tarakan menegaskan posisinya sebagai lokomotif pertumbuhan provinsi. Kota ini unggul jauh dibanding kabupaten lain, seperti Tana Tidung yang hanya menyumbang 6,11 persen.
Pemerintah daerah diimbau untuk terus mendorong diversifikasi ekonomi dan investasi di sektor industri serta memperkuat peran UMKM agar pertumbuhan dapat merata dan berkelanjutan.
“Tarakan memiliki potensi besar, tetapi tantangan sektor sekunder dan konsumsi perlu diantisipasi sejak dini. Investasi infrastruktur, hilirisasi industri, serta kebijakan yang mendukung daya beli akan menjadi kunci menjaga momentum ekonomi,” pungkas Umar. (rz)
Discussion about this post