SB, TARAKAN – Kualitas bibit rumput laut di wilayah Tanjung Pasir dan TanjKung Pasir, Kelurahan Mamburungan Timur mendapat sorotan dari Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan (UBT), Nurhikma, S.Pi., M.Si. Sorotan itu disampaikan Nurhikma usai melakukan pengecekan kualitas rumput laut di sana pada Minggu (11/5/2025) lalu.
Dijelaskan Nurhikma, saat mengecek kualitas rumput laut di ujung timur Kota Tarakan tersebut, dia tak sendirian. Ada sejumlah stakeholder terkait juga hadir sehingga dia bisa memberikan masukan untuk langkah selanjutnya.
“Kami dari akademisi UBT, bersama dengan pak Asrin selaku Anggota DPRD Kota Tarakan dan (pihak) Lantamal XIII Tarakan,” beber alumnus Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara ini.
Lebih lanjut dijelaskan perempuan berkacamata ini, pengecekan tersebut merupakan tindak lanjut dari seminar kepemudaan terkait potensi kemaritiman di Kalimantan Utara. Atas hasil itu, dia dan beberapa stakeholder turun langsung ke lapangan untuk melihat dan meninjau langsung persoalan rumput laut yang ada di Kota Tarakan, salah satunya yang berada di wilayah Tanjung Pasir dan Tanjung Batu, Kelurahan Mamburungan Timur.
“Dengan melihat kondisi yang ada di sini, yang menjadi problem utama adalah mengenai bibit. Karena tadi, berdasarkan hasil diskusi dengan pemilik rumput laut, bahwa hasil dari budidaya rumput laut yang mereka kembangkan output akhirnya itu adalah ringannya rumput laut kering yang mereka hasilkan. Sekalipun, bibit dari yang pertumbuhannya sangat bagus, tetapi kadar jelly-nya kurang,” ungkap Pengajar Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Limbah dan Pemanfaatan Hasil Samping Perairan UBT ini.
Dari kegiatan pengecekan ini, Nurhikma berharap, bibit rumput laut akan diupayakan menjadi berkualitas dari sebelumnya. Sekaligus, akan menjadi modal utama pihak terkait untuk berkolaborasi dengan petani rumput laut, baik dalam bentuk pelatihan, bantuan fisik dan lainnya.
“Kami kebetulan berkolaborsi dengan masyarakat binaan untuk perkembangan bibitnya, karena untuk bibit yang kami ambil dari alam itu tidak langsung banyak seperti yang di belakang. Tetapi ada perkembangan, ada proses sehingga kami dari akademisi berkolaborasi dengan binaan rumput laut yang ada di Tanjung Pasir untuk pengembangbiakannya,” tutup Nurhikma. (sdq)
Discussion about this post