SB, NUNUKAN – Rusaknya akses penghubung antar kecamatan di wilayah Krayan bukan menjadi hal baru lagi. Utamanya di jalan penghubung antara Kecamatan Krayan Tengah ke Krayan Selatan yang sudah menjadi masalah tahunan sejak dulu. Bahkan, persoalan ini sudah sering disampaikan warga melalui media dan sejumlah aksi yang mereka lakukan. Namun sayang, apa yang disampaikan mereka seolah tak terdengar di telinga pemerintah.
Seperti yang disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan, Gat Kaleb. Ia mengaku sudah lelah menyuarakan kondisi jalan buruk yang saban hari dilalui warganya. Namun, hal itu tetap harus disampaikan agar tetap menjadi perhatian serius pemerintah.
“Kami sudah capek lah bicara soal Krayan ini, tapi belum mendapat respon dari pemerintah dan lain-lain. Kami ini bagian dari Republik Indonesia, bagian dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan sudah 80 tahun kita merdeka sampai hari ini. Tapi, masih terkesan diabaikan,” ungkap Gat Khaleb kepada suryaborneo.com saat dikonfirmasi.
Politisi Partai Demokrat ini mengatakan, warga Krayan juga punya keinginan merasakan pembangunan seperti warga lainnya yang ada di Kalimantan Utara (Kaltara), khususnya Nunukan. “Kami juga rindu, kami juga ingin, kami juga bermimpi bahwa kami bisa hidup seperti saudara kami yang ada di belahan daerah lain, seperti di Kaltara. Kami ingin jalan kami baik,” ungkapnya.
Ditambahkan pria yang akrab disapa Gat ini, warga Krayan tidak pernah bermimpi punya jalan beraspal seperti di kota besar lainnya. Namun, warga hanya berharap jalan yang dilalui tiap hari layak dilewati.
“Tak perlu aspal, minimal batulah dan bisa dilewati dengan baik. Mobil tidak kandas atau tersangkut, tidak tenggelam di lumpur,” jelasnya. “Karena itu, kami hanya berharap belas kasihan dari pemerintah. Karena kami ini kan bagian dari penduduk Nunukan dan Kaltara juga,” sambungnya.
Wakil rakyat Daerah Pemilihan (Dapil) Krayan ini juga berharap agar ada perhatian serius dari pemerintah dan memprioritaskan sejumlah anggaran terhadap wilayah Krayan. Sebab, selama tidak ada prioritas, selama tidak ada kebijakan yang berpihak kepada Krayan, maka Krayan tidak akan pernah berubah.
“Krayan itu ibarat bumi dan langit keadaannya. Karena kalau tidak ada kebijakan yang berpihak, dalam hal ini anggaran, Krayan tidak akan ada perubahan,” ujarnya.
Ia mencontohkan, jika daerah lain mendapatkan jatah anggaran Rp1.000, seharusnya Krayan tidak mendapatkan jatah anggaran Rp1.000 juga. Pasalnya, secara geografis, Krayan juga punya persoalan kompleks yang harus jadi perhatian. Tapi, bila daerah lain mendapatkan Rp1.000, Krayan mendapatkan Rp10 ribu, mungkin bisa terjadi perubahan.
“Selama tidak ada kebijakan yang berpihak, saya kira tidak akan ada perubahan di Krayan. Makanya, kami ingin mengetuk hati pengambil kebijakan di pemerintah, mudah-mudahan mereka masih punya hati nurani, masih punya rasa kemanusiaan terhadap warga masyarakat yang ada di Krayan,” pungkasnya. (dln)
Discussion about this post