SB, NUNUKAN – Setelah tiga hari pencarian intensif di perairan perbatasan Indonesia–Malaysia, nasib tragis menimpa Hasim bin Hatta alias Aco, nakhoda kapal pengangkut sembako yang karam di perairan Tanjung Aru, Sebatik. Ia ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Selasa (22/7/2025), menandai akhir dari operasi SAR yang penuh dinamika lintas batas negara.
“Korban ditemukan sekitar pukul 11.13 Wita, pada koordinat 04°09’416″ LU – 117°58’670″ BT dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Danlanal Nunukan, Letkol Laut (P) Primayantha Maulana Malik, melalui pesan tertulis.
Lokasi penemuan jenazah berada di radius sekitar 5,30 nautical mile (NM) dari titik tenggelamnya kapal, masih dalam wilayah perairan Pulau Sebatik.
“Jenazah dibawa menuju Dermaga PLBN Sebatik dan dievakuasi menggunakan mobil ambulans menuju Rumah Sakit Pratama Sebatik,” lanjutnya.
Tragedi ini merupakan lanjutan dari insiden karamnya kapal kayu GT 2 bermesin ganda 40 PK yang dinakhodai Hasim bersama dua anak buah kapal (ABK), Rahmat dan Arifin Nurman (29). Mereka berangkat dari Pulau Sebatik ke Malaysia pada Sabtu (19/7/2025) sekitar pukul 16.00 Wita untuk belanja sembako, lalu kembali berlayar ke Sebatik sekitar pukul 20.00 Wita. Namun, saat melintasi Perairan Tanjung Aru sekitar pukul 23.00 Wita, kapal mengalami kerusakan mesin dan dihantam cuaca buruk disertai gelombang tinggi hingga akhirnya tenggelam.
Pada hari pertama pencarian, Minggu (20/7/2025), salah satu ABK, Arifin Nurman, berhasil ditemukan dalam keadaan selamat oleh speed boat reguler Sadewata yang tengah berlayar ke Kota Tarakan. Ia langsung dievakuasi ke Puskesmas Sebatik untuk perawatan.
Sehari setelahnya, Senin (21/7/2025), Rahmat ditemukan oleh nelayan di Perairan Batu Payung, Malaysia. Keberadaannya sempat membuat pihak Indonesia berurusan dengan aparat Malaysia, namun akhirnya dapat ditangani oleh Konsulat RI di Tawau.
“Rencananya, setelah Rahmat pulih kembali kesehatannya, yang bersangkutan akan dikembalikan ke Nunukan melalui Pelabuhan Tawau dengan didampingi staf Konsulat RI Tawau dan pihak terkait,” terang Konsul RI di Tawau, Aris Heru Utomo melalui Pejabat Konsuler, Calderon Dalimunthe dalam pernyataan tertulis.
Kondisi Rahmat yang mengalami dehidrasi berat membuatnya harus dirawat di Hospital Tawau sebelum dapat dipulangkan.
Sementara itu, kapal yang tenggelam berhasil ditemukan prajurit Lanal Nunukan pada hari pertama pencarian dan telah dievakuasi ke daratan. Namun, upaya menemukan sang nakhoda baru membuahkan hasil di hari ketiga.
Dengan ditemukannya Hasim bin Hatta dalam keadaan meninggal, operasi SAR resmi ditutup. Misi kemanusiaan lintas batas yang melibatkan tim gabungan dari Pos AL Sei Pancang, Pos Sei Nyamuk, Satgas Marinir Ambalat XXXI Ops Yudha Dharma 02 Guspurla Koarmada II, Tim Kopaska, dan Airud Sebatik pun usai dengan duka. dln
Discussion about this post