SB, NUNUKAN – Wacana pemekaran wilayah Kecamatan Sebatik menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB) dinilai masih terlalu dini. Anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama menegaskan bahwa Sebatik saat ini belum memiliki kesiapan dari berbagai aspek, mulai dari sumber daya alam, pendapatan asli daerah (PAD), hingga infrastruktur dasar.
“Kalau melihat kondisi sekarang, saya rasa belum saatnya Sebatik dimekarkan. Kita harus realistis. Jangan sampai pemekaran malah menambah beban baru bagi masyarakat,” ungkap Andre, saat ditemui usai rapat paripurna di Kantor DPRD Nunukan, Senin (7/7/2025).
Menurutnya, pembentukan DOB membutuhkan dukungan fiskal dan sumber daya yang kuat. Sementara itu, Sebatik belum memiliki sektor andalan yang bisa menopang pendapatan daerah secara mandiri.
“DBH dari migas dan tambang tidak ada, sawit juga hanya milik pribadi. PAD dari mana? Ini harus dikalkulasi dengan matang,” ujarnya.
Legislatif dapil Sebatik ini mengatakan, pemekaran wilayah bukan sekadar kebanggaan administratif, tetapi menyangkut tanggung jawab penyelenggaraan pemerintahan yang besar.
“Jangan sampai kita hanya mengejar status, tetapi mengabaikan kemampuan kita membiayai operasional pemerintahan, membayar gaji pegawai, hingga membangun infrastruktur,” ujar Politisi Partai Bulan Bintang (PBB) ini.
Ia menyarankan agar pemerintah lebih dulu fokus pada pembangunan infrastruktur dasar yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat.
“Lebih baik kita dorong pemerintah untuk bangun jalan, perbaiki layanan air bersih, dan tingkatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan. Itu yang lebih dibutuhkan masyarakat sekarang,” bebernya.
Andre mengaku, beberapa pekan lalu, dirinya telah berkeliling ke sejumlah titik di Sebatik, berdiskusi dengan masyarakat, dan menemukan bahwa banyak warga belum sepenuhnya setuju dengan rencana pemekaran.
“Masyarakat juga mulai menyadari tantangan besar yang akan dihadapi jika berdiri sebagai daerah sendiri,” katanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah pusat hanya mengalokasikan dana sebesar Rp50 miliar untuk DOB yang baru terbentuk, dan itu pun diberikan secara bertahap selama beberapa tahun.
“Dengan angka segitu, apakah cukup untuk membangun kantor pemerintahan, infrastruktur jalan, dan layanan dasar? Saya rasa tidak,” tambahnya.
Andre berharap kajian terhadap DOB Sebatik dilakukan secara komprehensif dan tidak tergesa-gesa. Ia mengingatkan bahwa beberapa hasil kajian akademik sebelumnya juga menyimpulkan bahwa Sebatik belum layak menjadi daerah otonom baru.
“Pemekaran wilayah adalah hal besar. Mari kita berpikir jernih dan objektif, demi kepentingan masyarakat Sebatik ke depan,” pungkasnya. (dln)
Discussion about this post