SB, TARAKAN – Kerusakan Quay Container Crane (QCC) di Pelabuhan Malundung Tarakan, beberapa waktu lalu sempat menjadi kendala proses bongkar muat peti kemas.
Terkait hal ini, Manager Teknik PT Pelindo Petik Kemas Kota Tarakan, Julhaidir mengakui, QCC atau crane mengalami kerusakan kurang lebih selama 8 sampai 9 hari.
“Pada saat itu, sekitar pukul 20.00 Wita QCC sedang digunakan kegiatan bongkar muat kapal KM Meratus Lembata. Tiba-tiba macet, berhenti,” kata Julhaidir, Rabu (15/1/2025).
Julhaidir menjelaskan, pihak mekanik langsung melakukan pengecekan dan menemukan mesin pada QCC mengalami trouble.
“Cuma tidak bisa langsung ketahuan troublenya apa. Jadi mekaniknya melakukan pemeriksaan secara mendetail,” jelasnya.
“Setelah dilakukan pengecekan secara keseluruhan, indikasinya terdapat kerusakan pada bagian engine atau mesinnya. Jadi di dalam itu air sudah bercampur dengan oli,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Julhaidir mengungkapkan, kerusakan tersebut terjadi secara tiba-tiba. Padahal jika dilihat dari masa kerjanya secara live time untuk mesin itu kurang lebih satu sampai dua tahun.
“Namun kita tidak bisa memprediksi jika tiba-tiba terjadi kerusakan,” ucapnya.
Adapun jangka waktu perbaikan mesin yakni 30 hari masa kerja. Namun, dikarenakan pihaknya memiliki mesin cadangan maka perbaikan dilakukan lebih cepat.
“Jadi tidak terlalu lama kami lakukan perbaikan. Dibersihkan, dilakukan pengecekan kembali dan itu memakan waktu kurang lebih delapan hari,” ungkapnya.
Saat ini mesin QCC pun telah beroperasi kembali. Sedangkan kapal yang mengalami dampak dari pada kerusakan QCC terdapat satu kapal, yakni KM Meratus Lembata.
Hal tersebut dikarenakan kapal tersebut tidak memiliki crane, sehingga mengandalkan QCC miliki PT Pelindo yang ada di Pelabuhan.
“Jadi sempat berhenti kurang lebih delapan sampai sembilan hari. Yang terhenti aktifitasnya itu satu kapal, karena kapal ini tidak memiliki crane. Kapal Maratus tidak memiliki crane, jadi otomatis mengandalkan punya kami,” terang Julhaidir.
Lantas, Julhaidir menyampaikan, untuk aktifitas kapal lain yang memiliki crane tetap beroperasi. Sehingga tidak berdampak pada proses bongkar muat.
“Jadi sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi ekonomi, karena untuk kapal yang memiliki crane tetap beroperasi. Crane ini satu-satunya yang ada di pelabuhan, sehingga dinilai dapat menghambat proses bongkar muat,” tuturnya.
“Namun kemarin hanya berdampak pada satu kapal saja. Yang harusnya selesai dua sampai tiga hari jadinya mundur. Namun untuk antrian kapal tetap berjalan,” lanjutnya.
Kendati telah beroperasinoal, Julhaidir tidak dapat menjamin jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan lagi pada QCC. Tetapi ia memastikan bahwa pengawasan dan maintenance dilakukan setiap harinya.
“Kalau untuk tidak terjadi kerusakan lagi, saya tidak bisa menjamin yah, namun kita tetap menjaga dan melakukan maintenance. Maintenance itu kita lakukan setiap hari,” pungkasnya. (RZ/SB)
Discussion about this post