SB, TARAKAN – Sejumlah kegiatan digelar umat Buddha selama perayaan Waisak Nasional se- Kalimantan Utara 2569 BE tahun ini. Salah satu kegiatan tersebut adalah menggelar kegiatan Ziarah Makam Pahlawan dan Fangshen di Taman Makam Pahlawan Dwikora di Jalan Kusuma Bangsa, Kelurahan Lingkas pada Senin, 11 Mei 2025 lalu.
Ketua Panitia Waisak se Kaltara, Effendy Gunardi mengungkapkan, perayaan Waisak yang mereka gelar mengangkat tema “Kekuatan Moral, Membangun Kemuliaan Bangsa”. Kegiatan ini juga sejalan dengan semangat Buddha yang memuat 3 peristiwa penting di dalamnya, yakni kelahiran, pencerahan dan wafatnya Sang Buddha Siddhartha Gautama.
“Untuk Waisak pada tahun 2025 ini, kita melaksanakan Waisak bersama se- Kalimantan Utara. Yang memang perdana. Pertama kali kita laksanakan di Kaltara dengan melibatkan seluruh majelis,” ungkap Effendy Gunardi.
Lebih jauh dijelaskan pria yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Tarakan ini, ada 12 vihara yang tergabung dari sejumlah majelis Agama Buddha se Kalimantan Utara turut serta dalam kegiatan mulia ini. Di mana, puncak kegiatan seremonialnya akan dilangsungkan bulan depan.
“Puncak Sannipata Waisak, dalam bentuk seremonialnya akan dilaksanakan seluruh tokoh umat Buddhis se Kaltara. Nanti akan ada juga dari Forkompinda dari provinsi, kabupaten dan kota dan undangan lainnya,” ungkap Effendy Gunardi.
Sementara itu, kegiatan ziarah ke makam pahlawan tidak hanya dilaksanakan di Tarakan, di sejumlah daerah di Indonesia juga digelar acara serupa. Di Kota Tarakan sendiri, Bhante Adhikusalo Mahāthera terpantau memimpin acara ini. Acara ini juga dirangkai dengan doa bersama dan Fangshen. Oleh umat Buddha, Fangshen merupakan tradisi spiritual Umat Buddha yang ditandai dengan pelepasan makhluk hidup ke alam bebas.
“Di kegiatan makam pahlawan ini, yaitu melepas burung adalah abhayadana, bermakna kebebasan. Yaitu khususnya, kepada burung-burung tadi telah dilepas. Yang mana burung-burung menderita di sangkar, kemudian dilepas, pasti burung-burung itu berbahagia,” imbuhnya.
“Demikian juga bagi kita, ketika nanti berbuat baik, pasti penderitaan itu berkurang dan nanti akan hilang karena kebaikan itu sendiri,” tambah Bhante Adhikusalo Mahāthera.
Seluruh rangkaian acara di Taman Makam Pahlawan diakhiri dengan tabur bunga. Masing-masing peserta membawa bunga dan menaburnya di atas makam. Tampak juga makam Wali Kota Tarakan pertama dr H Jusuf SK dan makam Wali Kota Tarakan ketiga Ir H Sofian Raga, M.Si (2014-2019) ditaburi bunga oleh peserta ibadah.
“Kegiatan tabur bunga itu sebagai wujud kebaikan untuk mengingat jasa-jasa pahlawan,” imbuhnya. (sdq)
Discussion about this post