SB, NUNUKAN – Seorang calon haji (Calhaj) asal Kecamatan Nunukan, bernama Saddu bin Siata Baco (92) harus berpisah dengan rombongan lainnya di Madinah. Hal itu diungkapkan Pelaksana Harian (Plh) Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggara Haji dan Umrah (PLH) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Nunukan H. Asdar.
Dia mengatakan, calhaj asal Kecamatan Nunukan itu dalam kondisi sakit. Akibatnya, yang bersangkutan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) King Salman, Madinah. “Alhamdulillah, calon jamaah haji Nunukan semuanya telah berada di Mekah. Mereka sedang mempersiapkan diri untuk melaksanakan puncak haji tanggal 8 Dzulhijjah dan wukuf tanggal 9 Dzulhijjah 1446 Hijirah, kecuali yang sakit itu,” kata H Asdar saat dihubungi suryaborneo.com.
Asdar mengungkap, calhaj yang sakit dipastikan bakal menyusul rombongannya sebanyak 111 orang yang tergabung dalam Kelompok terbang (kloter) 5. “Kemungkinan beliau diantar langsung petugas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah,” ungkapnya.
Berbeda dengan calhaj reguler, sejumlah calhaj yang menggunakan travel atau Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) sedang harap-harap cemas. Pasalnya, visa Haji Furoda yang menjadi jaminan keberangkatan mereka belum terbit.
Pimpinan PT Annur Kaltara Arafah H. Nur Rahmat SH MH membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, jamaah yang berjumlah 30 orang itu masih berada di rumahnya masing-masing. Untuk itu, pihaknya terus memantau perkembangan informasinya. Sebab, untuk travel yang satu-satunya berkantor pusat di Kaltara dan mempunyai izin haji resmi itu tidak ingin jamaahnya khawatir.
“Satu Indonesia belum terbit. Bukan hanya PT Annur di Indonesia saja yang di Malaysia juga. Kami masih terus menunggu. Ada 30 orang jamaah dan kami imbau untuk terus berdoa agar masalah ini cepat selesai,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Seperti yang dikutip dari jawapos.com hingga saat ini, visa Haji Furoda belum kunjung terbit. Masyarakat diimbau hati-hati dan waspada, jika ada iming-iming berangkat haji dengan visa furoda.
Persoalan visa Haji Furoda yang belum kunjung turun itu dibahas oleh Aliansi Pengusaha Haramain Seluruh Indonesia (Asphirasi). Ketua Umum Asphirasi, Amaluddin Wahab mengatakan, persoalan visa haji furoda belakangan jadi perbincangan hangat di kalangan travel. “Termasuk juga di sejumlah postingan media sosial (medsos),” katanya kemarin (26/5).
Dia menjelaskan, mereka setiap saat memantau perkembangan penerbitan visa furoda itu lewat sistem Nusuk. Untuk diketahui, negara lain seperti Libya, visa haji furodanya sudah keluar. Pada beberapa tahun terakhir, visa haji furoda sudah keluar sejak bulan Syawal atau setelah Ramadan.
“Ini jadi perhatian kita semua khususnya masyarakat. Jangan sampai ada kepanikan,” tuturnya. (dln)
Discussion about this post