Rabu, 22 Oktober 2025
suryaborneo.com
  • Home
  • Daerah
    • Kaltara
    • Tarakan
    • Bulungan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Nasional
  • Internasional
  • Rubrik
    • Hukum & Kriminal
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Olahraga
  • Video
  • Opini
No Result
View All Result
suryaborneo.com
  • Home
  • Daerah
    • Kaltara
    • Tarakan
    • Bulungan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Nasional
  • Internasional
  • Rubrik
    • Hukum & Kriminal
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Olahraga
  • Video
  • Opini
No Result
View All Result
suryaborneo.com
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Nasional
  • Internasional
  • Rubrik
  • Video
  • Opini
Home Daerah Kaltara

Kontroversi “Pesantren” Jati Diri Bangsa: Antara Nama, Nilai, dan Masa Depan Pendidikan Multikultural di Kalimantan Utara

by Admin
04/05/2025
in Kaltara
A A
Kontroversi “Pesantren” Jati Diri Bangsa: Antara Nama, Nilai, dan Masa Depan Pendidikan Multikultural di Kalimantan Utara

Dr. Syamsuddin Arfah, M.Si

Baca Juga

Puluhan Kendaraan Terjaring Razia Pajak, Kesadaran Warga Masih Rendah

SDIT Ibnu Sina Nunukan Nyaris Terbakar, Siswa Panik Berhamburan

Luncurkan SOA Barang Jalur Sungai Lumbis, Harga Stabil, Jangkau Warga Pedalaman

Oleh: Dr. Syamsuddin Arfah, M.Si

Di tengah arus globalisasi dan tantangan terhadap identitas generasi muda, Kalimantan Utara menawarkan satu inisiatif pendidikan berbasis nilai religius, kebangsaan, dan multikultural. Inisiatif ini dikenal sebagai Pusat Pendidikan Jati Diri Bangsa—atau apapun nama yang nantinya digunakan—yang jelas bukan dan tidak seharusnya menggunakan istilah “pesantren” secara kelembagaan, kecuali telah memenuhi persyaratan hukum yang sah sesuai Undang-Undang No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.

Berlokasi di Tanjung Palas (Kabupaten Bulungan) dan Desa Gunawan (Kabupaten Tanah Tidung), gagasan ini ditujukan sebagai model pendidikan karakter yang inklusif. Namun demikian, muncul kritik dan pertanyaan mendasar: apakah lembaga ini telah memiliki tujuan yang jelas, kurikulum yang tertata, pendanaan yang transparan, serta tenaga pendidik yang kompeten dan terverifikasi?

Bukan Masalah Nama, Tapi Kepastian Legal dan Nilai

Menggunakan istilah “pesantren” tanpa status hukum dan izin operasional resmi adalah kesalahan fatal, yang berpotensi membingungkan publik serta mencederai tradisi keislaman itu sendiri. Oleh karena itu, nama seperti “Pusat Pendidikan Jati Diri Bangsa” adalah alternatif yang lebih netral, inklusif, dan tidak melanggar kaidah regulasi maupun sensitivitas umat.

Ketegasan: Kurikulum Harus Jelas atau Ditunda Saja

Dalam setiap lembaga pendidikan, kurikulum adalah fondasi utama. Jika kurikulum belum tersusun dengan jelas, maka pendirian lembaga ini sepatutnya ditunda terlebih dahulu hingga tersedia kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik dan ideologis. Pendidikan bukan eksperimen sosial. Ia menuntut arah, isi, dan integritas sejak awal.

Kejelasan Lokasi, Tujuan, dan Kelayakan Operasional

Lembaga ini telah didirikan di dua titik di Kalimantan Utara. Namun pendirian lokasi saja tidak cukup. Harus dipastikan bahwa:

Tujuan pendirian bukan sekadar simbolisasi toleransi, tetapi benar-benar mendidik generasi dengan akhlak, wawasan kebangsaan, dan tanggung jawab sosial.

Tenaga pendidik harus memiliki latar belakang yang valid, bukan hanya semangat, tapi juga ilmu dan metode.

Jumlah pengajar, metode pengajaran, dan bentuk evaluasi harus terstruktur dan terdokumentasi.

Rekrutmen peserta didik harus jelas: dari mana, berapa orang, dan dengan pendekatan seperti apa.

Pendanaan lembaga wajib transparan dan terverifikasi. Jika tidak jelas, maka izin operasional tidak boleh diberikan.

Pengawasan adalah Bagian dari Pendidikan

Pemerintah daerah, Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, dan DPRD Kaltara harus hadir sebagai pengawas aktif. Pendidikan bukan hanya soal niat baik, tapi juga soal arah, kualitas, dan keberlangsungan. Jangan biarkan nama besar “pendidikan karakter” menjadi selubung dari program yang kabur atau tidak siap dijalankan.

Menuju Generasi Berjati Diri

Apa yang sedang dibangun ini sangat mulia: membentuk jati diri bangsa. Namun agar tidak berhenti pada slogan, maka ketegasan regulasi, kejelasan kurikulum, kepastian SDM, dan pengawasan tata kelola harus menjadi pilar utama. Jika semua itu terpenuhi, maka Kalimantan Utara bisa jadi percontohan nasional—bukan hanya dalam pendidikan multikultural, tetapi juga dalam integritas kebijakan publik.

Penulis adalah berlatar pendidikan Islam, pemimpin daerah, dan pemerhati pendidikan sosial-keagamaan di Kalimantan Utara.

Berita Lainnya

Puluhan Kendaraan Terjaring Razia Pajak, Kesadaran Warga Masih Rendah

by Admin
10/21/2025
0

SB, NUNUKAN – Sebanyak 65 kendaraan terjaring razia gabungan yang digelar oleh UPTD Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kelas A Wilayah Nunukan...

SDIT Ibnu Sina Nunukan Nyaris Terbakar, Siswa Panik Berhamburan

by Admin
10/21/2025
0

SB, NUNUKAN - Suasana mencekam meliputi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ibnu Sina di Jln. H. Agus Salim RT 8,...

Luncurkan SOA Barang Jalur Sungai Lumbis, Harga Stabil, Jangkau Warga Pedalaman

by Admin
10/20/2025
0

SB, NUNUKAN - Untuk meringankan beban masyarakat yang aksesnya terbatas, baik melalui darat maupun sungai, Pemerintah Kabupaten Nunukan (Pemkab) Nunukan...

TP PKK Kaltara dan RSUD Nunukan Gelar Operasi Katarak Gratis untuk Masyarakat Perbatasan

by Admin
10/20/2025
0

SB, NUNUKAN - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kalimantan Utara bekerja sama dengan RSUD Kabupaten Nunukan sukses...

Revisi KUHAP: BEM UBT Gelar Dialog Publik, Desak Kepastian ‘Keadilan Progresif atau Alat Represif Baru

Revisi KUHAP: BEM UBT Gelar Dialog Publik, Desak Kepastian ‘Keadilan Progresif atau Alat Represif Baru

by Admin
10/18/2025
0

SB TARAKAN — Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (BEM UBT) melalui Departemen Kajian dan Aksi Strategis (Kastrat) sukses menyelenggarakan...

Nunukan Kembali Torehkan Rekor MURI Lewat Lomba Mancing Bupati Cup 2025

by Admin
10/18/2025
0

SB, NUNUKAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan kembali mencatatkan namanya di Museum Rekor Indonesia (MURI) melalui Lomba Mancing Bupati Cup...

Next Post
Sempat Jadi DPO, Satu Pelaku Pengeroyokan Saat Balap Lari Ditangkap Polisi   

Sempat Jadi DPO, Satu Pelaku Pengeroyokan Saat Balap Lari Ditangkap Polisi  

Antisipasi Lonjakan Pengunjung di Pantai Amal, Kapolres Cek Pos Pelayanan Ops Ketupat Kayan 2025

Antisipasi Lonjakan Pengunjung di Pantai Amal, Kapolres Cek Pos Pelayanan Ops Ketupat Kayan 2025

Arus Balik Lebaran: 1.272 Penumpang Tiba di Bandara Juwata Tarakan

Arus Balik Lebaran: 1.272 Penumpang Tiba di Bandara Juwata Tarakan

Discussion about this post

Terlaris

Puluhan Kendaraan Terjaring Razia Pajak, Kesadaran Warga Masih Rendah

10/21/2025

SDIT Ibnu Sina Nunukan Nyaris Terbakar, Siswa Panik Berhamburan

10/21/2025

Luncurkan SOA Barang Jalur Sungai Lumbis, Harga Stabil, Jangkau Warga Pedalaman

10/20/2025

TP PKK Kaltara dan RSUD Nunukan Gelar Operasi Katarak Gratis untuk Masyarakat Perbatasan

10/20/2025
suryaborneo.com

© 2024 www.suryaborneo.com

Tentang Kami

  • Home
  • Iklan & Advetorial
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan

Ikuti Kami

error: Konten dikunci !!
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
    • Kaltara
    • Tarakan
    • Bulungan
    • Nunukan
    • Malinau
    • Tana Tidung
  • Nasional
  • Internasional
  • Rubrik
    • Hukum & Kriminal
    • Politik
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Olahraga
  • Video
  • Opini

© 2024 www.suryaborneo.com