SB, TARAKAN – Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) mulai banyak berkeliaran di sejumlah titik di Kota Tarakan. Bahkan, diperkirakan jumlah ODGJ terus bertambah.
Menanggapi hal ini, Kepala Bidang (Kabid) Sosial di Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Tarakan Jamaluddin Malla mengatakan, salah satu penyebabnya adanya ODGJ yang berkeliaran, yakni minimnya tempat penampungan.
Sementara tempat penampungan (shelter) milik Dinsos Tarakan dan Ruang Teratai RSUD dr Jusuf SK tidak mampu menampungnya.
“Jika semua ODGJ ditangkap, ditaruh dimana mereka nanti,” ucap Jamaluddin.
Pihaknya pun mengharapkan adanya kolaborasi lebih dengan pemerintah daerah (Pemprov dan Pemerintah Kota/Kabupaten) Kaltara dalam mengatasi permasalahan tersebut.
“90 persen ODGJ berasal dari daerah luar. Jika mereka berkeliaran di Tarakan, tentu penanganannya juga di kota ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut diterangkan Jamaluddin, bahwa untuk ruang Teratai RSUD dr. Jusuf SK diperuntukkan sebagai tempat penanganan dan pengobatan ODGJ.
Uniknya, mantan ODGJ yang telah menjalani pengobatan dan pemulihan oleh medis, menolak saat hendak dikembalilan ke lingkungan keluarga.
“Situasi ini sering terjadi, kami tidak memiliki ruang untuk menampung mantan ODGJ. Akibatnya mereka kembali ke jalanan,” katanya.
Menurutnya, dukungan keluarga sangat penting dalam proses pemulihan mantan pasien. Namun peran ini lebih kepada dukungan emosional dari pada tanggung jawab.
Tak hanya itu, adanya stigma ODGJ sebagai aib bagi keluarga menjadi pemicu kembalinya mereka untuk berkeliaran.
“Minimal, keluarga memperhatikan jadwal minum obatnya supaya tidak kambuh,” bebernya.
Lebih lanjut lagi, ODGJ dari luar daerah juga menjadi permasalahan tersendiri. Dimana keluarga kerap menolak ketika pasien hendak dipulangkan ke daerah asal.
“Kalau mereka ditolak keluarga, mau tidak mau mereka harus tinggal di ruang teratai atau shelter yang kami miliki,” terangnya.
Lantas, Dinsos Tarakan pun kerap dituding melakukan pembiaran oleh masyarakat lantaran marak ODGJ yang berkeliaran di sudut kota.
Padahal sejauh ini telah maksimal merawat sejumlah ODGJ yang ada di shalter. Namun, sejumlah ODGJ yang ditampung kemudian melarikan.
“Ada ODGJ yang kami tangani bertahun-tahun. Jadi polanya, sembuh, turun ke jalan, ditertibkan dan rawat kembali ke ruang teratai, seperti itu terus menerus,” tutupnya. (OC/SB)
Discussion about this post