SB, TARAKAN – Guna meningkatkan kapasitas pelatih olahraga dalam menangani cedera atlet, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar pelatihan penanganan cedera dan fisioterapi di Kota Tarakan, Jumat (16/5/2025). Kegiatan ini diikuti pelatih dari berbagai cabang olahraga yang berasal dari seluruh kabupaten/kota di Kaltara.
Pelatihan ini menghadirkan Dr. Rusli, S.Or., M.Kes, seorang fisioterapis sekaligus dosen dari Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Makassar. Dalam paparannya, Dr. Rusli menekankan pentingnya pemahaman pelatih terhadap jenis cedera olahraga dan penanganan yang sesuai.
“Yang kami bahas tadi terkait penanganan atlet cedera, serta bagaimana menyusun program latihan yang baik agar prestasi cabang olahraga di Kaltara bisa meningkat,” kata Dr. Rusli saat ditemui usai kegiatan.
“Pemahaman cedera olahraga sangat penting bagi pelatih maupun atlet.” Lanjutnya.
Ia menjelaskan bahwa cedera yang tidak ditangani dengan benar bisa berdampak serius pada performa jangka panjang atlet. Oleh karena itu, pelatih perlu memiliki kemampuan untuk mendeteksi tingkat keparahan cedera dan memberikan penanganan awal yang tepat.
“Misalnya pada cedera ringan, kaki yang cedera harus diletakkan lebih tinggi dari posisi jantung agar sirkulasi darah lancar dan pembengkakan berkurang,” jelasnya.
Banyak peserta mengaku baru memahami tindakan medis yang sesuai berdasarkan tingkat keparahan cedera. Selama ini, penanganan cedera umumnya dilakukan secara otodidak tanpa dasar ilmu yang memadai.
Pelatihan ini juga melibatkan fisioterapis berpengalaman yang mendemonstrasikan langsung teknik-teknik perawatan cedera agar para pelatih bisa langsung melihat dan mempraktikkannya saat mendampingi atlet di lapangan.
Kepala Dispora Kaltara, Saiful Bachry, menyebut pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) olahraga di provinsi termuda di Indonesia itu.
“Kita ingin pelatih dan guru olahraga bisa memberikan pertolongan pertama saat atlet cedera, baik karena jatuh saat bersepeda maupun keselio saat bertanding bela diri,” ujar Saiful.
Ia menyebutkan peserta pelatihan berasal dari Malinau, Nunukan, Tana Tidung, dan Tarakan. Menurutnya, keterbatasan SDM di bidang olahraga masih menjadi tantangan utama di Kaltara, sehingga pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan.
“Kami akan terus dorong kegiatan pelatihan seperti ini, bekerja sama dengan KONI dan cabang olahraga, demi kemajuan olahraga prestasi di Kalimantan Utara,” tegasnya.
“Pelatihan ini juga merupakan tindak lanjut dari arahan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) agar setiap daerah memperkuat kapasitas pelatih dan tenaga pendukung olahraga melalui pelatihan dan kolaborasi lintas institusi,” tutupnya. (rz)
Discussion about this post