SB,NUNUKAN – Sulitnya akses menuju Kecamatan Krayan Selatan membuat bantuan pemerintah tak mampu tembus ke lokasi pasca banjir melanda wilayah tersebut. Hal ini menambah duka warga yang berharap bantuan pemerintah segera dirasakan. Apalagi, pemerintah telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, terhitung sejak 23 Mei lalu hingga 5 Juni 2025 mendatang.
Camat Krayan Selatan, Octavianus Ramli membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, sejak Keputusan Bupati Nunukan Nomor 333 Tahun 2025 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor di Kecamatan Sembakung, Sembakung Atulai, Lumbis, Sebuku, Krayan, Krayan Timur, Krayan Barat, Krayan Tengah dan Krayan Selatan diterbitkan, hingga saat ini warganya belum tersentuh bantuan dan pelayanan lainnya.
“Kami benar-benar terisolir. Jalan banyak yang rusak dan sulit dilalui. Belum lagi bandara tidak beroperasi. Jalur pintas tidak ada,” ungkap Octavianus saat dikonfirmasi suryaborneo.com via WhatsApp (WA) kemarin.

Dikatakan Octavianus, sejak beberapa bulan sebelum bencana terjadi, akses ke Krayan Selatan memang sudah mengalami kerusakan. Parahnya lagi, sejak bandara tidak dapat digunakan, jangankan bantuan, kunjungan dari pemerintah saja belum ada sama sekali.
“Ada upaya bersama warga untuk fokus perbaikan bandara. Agar ketika ada yang sakit, pesawat dapat mendarat dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Karena jalur keluar Krayan Selatan ini benar-benar lumpuh jika melalui darat. Jadi, bandara perlu ditangani sesegara mungkin,” ujarnya.
Terpisah, Wakil Bupati Nunukan Hermanus mengaku akan segera menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan untuk mengetahui perkembangan bantuan pasca tanggap darurat diberlakukan. “Nanti saya tanyakan ke BPBD apa kendala yang dihadapi sehingga bantuan ke Krayan Selatan belum tersalurkan,” ungkap Hermanus kepada suryaborneo.com saat dikonfirmasi usai upacara peringatan Hari Lahir Pancasila berlangsung.

Kendati demikian, mantan Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) ini berharap agar dalam penanganan lokasi bencana dapat diatasi sesegera mungkin. “Kita berharap segera teratasi. Apalagi akses ke lokasi bencana itu memang terputus. Medannya memang sangat parah,” ungkapnya. “Tentu ada langkah strategis diambil agar jangan sampai ada korban lagi dari pihak yang ingin menyalurkan bantuan,” pungkasnya. (dln)
Discussion about this post