SB, TARAKAN – Warga yang bermukim di pesisir Kota Tarakan diminta untuk waspada berapa hari kedepan. Pasalnya, fenomena air laut pasang hingga ke daratan atau biasa dikenal dengan banjir rob diprediksi terjadi hingga 13 Mei 2025 mendatang.
Dikonfirmasi Surya Borneo, Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tarakan, Zulam Khilmi menjelaskan, fenomena ini biasanya terjadi dua kali dalam satu bulan. Sehingga, bulan ini banjir rob juga diprediksi terjadi pada 24 Mei hingga27 Mei 2025 nanti.
“Mudahnya, (fenomena banjir rob) ditandai dengan awal bulan <span;>hijriyah<span;> dan pertengahan bulan hijriyah. Namun, dari sisi metereologi, hal itu ditandai dengan awal bulan baru atau full moon (fase bulan purnama),” terangnya.
Dilanjutkan Khilmi, ketika fase bulan baru atau bulan purnama muncul, maka mengakibatkan gravitasi bulan yang besar, sehingga menimbulkan terjadinya air pasang yang tinggi. “Dampaknya, (akan) mengakibatkan banjir rob yang terjadi di wilayah pesisir, seperti yang terjadi di wilayah Kaltara,” ungkapnya.
Dia membeberkan, fase bulan penuh juga terjadi pada bulan April lalu, di mana orbit bulan lebih dekat dengan bumi. Peristiwa alam ini kemudian mengakibatkan gravitasi bulan, dan menimbulkan air pasang yang semakin tinggi, bahkan ketinggian air mencapai 6 meter. Kemudian, prediksi banjir rob itu berlanjut hari ini tepatnya periode tanggal 9 hingga tanggal 12 Mei, karena di fase ini sudah memasuki fase bulan purnama yang mengakibatkan potensi kanaikan air laut.
“Kami juga sudah menyebarkan imbauan kepada masyarakat Kaltara, salah satunya di Tarakan, agar masyarakat di wilayah pesisir bisa lebih waspada adanya banjir rob,” imbuhnya.
Selanjutnya, beber Zulam Khilmi, fenomena yang sama akan terjadi pada tanggal 27 Mei mendatang, yakni fenomena perigee atau fenomena posisi bulan sangat dekat dengan bumi. Pada kondisi alam yang seperti ini, Zulkam Khilmi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama di wilayah pesisir.
“Untuk yang <span;>full moon<span;>, atau yang terjadi pada tanggal 9-13 tingginya sekitar 5 meter, yang pastinya akan berdampak pada akses umum. Yang juga akan berdampak pada kendaraan,” ungkapnya.(agg)
Discussion about this post