SB, TARAKAN – Warga Kelurahan Karang Harapan, Tarakan Barat dikejutkan oleh penemuan sesosok mayat perempuan di area SMK Maritim, pada Minggu pagi (25/5/2025). Korban yang diketahui bernama Marhamah (48) itu adalah seorang Guru Biologi, sekaligus Wakil Kepala Sekolah SMK Maritim.
Dari informasi yang didapatkan suryaborneo.com. Korban ditemukan pertama kali sekira pukul 07.00 Wita oleh 3 orang siswanya yang masih berada di sekitar sekolah. Saat ditemukan, Marhamah dalam posisi tengkurap dengan wajah berlumuran darah. Penemuan tersebut sontak membuat panik siswa dan langsung melaporkan kejadian itu kepada guru lainnya, yakni Agung.
“Anak-anak lihat ada ibu-ibu tergeletak, setelah didekati ternyata ibu guru mereka. Mereka langsung panik dan datang ke rumah guru lain,” ujar Kapolsek Tarakan Barat, Ipda Niger Andian Bunga saat dikonfirmasi, Senin (26/5/2025).
Niger menjelaskan, usai mendapatkan laporan dadakan itu, Agung bersama Ketua RT setempat langsung mendatangi lokasi ditemukannya Marhamah dan memastikan korban adalah guru di sekolah tersebut.
“Kejadian itu kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian, yang langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 07.30 Wita,” ucapnya.
Niger mengungkapkan, pemeriksaan awal melalui visum luar menunjukkan adanya luka lebam pada pergelangan tangan korban. Namun berdasarkan keterangan dokter forensik, luka tersebut disebabkan oleh benturan saat korban terjatuh, bukan akibat kekerasan.
Guna memastikan penyebab kematian, kata dia, keluarga menyetujui dilakukan autopsi oleh tim forensik RS Bhayangkara Polda Kaltara. Autopsi dilakukan pada pukul 19.30 Wita oleh Kabid Dokkes Polda Kaltara, KBP dr. Bambang Widhiatmoko, Sp.F. Hasil autopsi menyatakan, korban meninggal dunia akibat pembengkakan pada jantung.
“Dari hasil otopsi, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau racun. Korban meninggal karena adanya pembengkakan jantung,” jelas Niger.
Lebih lanjut, Niger menjelaskan, pihak keluarga mengaku tidak mengetahui secara pasti apakah korban memiliki riwayat penyakit jantung. Namun, berdasarkan informasi dari beberapa murid, korban belakangan sering terlihat batuk, meskipun tidak pernah mengeluhkan sakit serius.
“Bisa jadi memang korban tidak mau membuat keluarganya khawatir, sehingga tidak memberitahukan penyakitnya,” tambah Niger.
Jenazah korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga pada pukul 22.55 Wita dan dibawa ke rumah duka di Jalan Agatis RT 04, Kelurahan Karang Harapan. Sesuai rencana, korban akan dimakamkan pada Senin (26/5/2025) pukul 10.00 Wita tadi pagi di TPU Gunung Lingkas, Tarakan. (rz)
Discussion about this post